Taipei, 3 Mar. (CNA) Dikarenakan tidak mau memberikan pinjaman Rp300 ribu, seorang pekerja migran Indonesia (PMI) perempuan mengatakan ia diancam seorang pria di Tiktok dengan menyebarkan video porno palsu, ujar PMI yang tidak mau disebutkan nama aslinya tersebut kepada CNA.
Kejadian tersebut bermula pada Rabu siang (26/2), di mana PMI tersebut, sebut saja namanya Mawar, diberitahu teman-teman daringnya bahwa video porno miliknya telah tersebar di Facebook, ujarnya.
Mawar mengatakan ia langsung kaget karena video hubungan intim yang sempat viral tersebut disinyalir adalah miliknya.
Teman-teman daringnya di Tiktok pun banyak yang menghubunginya secara pribadi dan menanyakan mengenai keaslian video tersebut, tuturnya kepada CNA.
“Awalnya saya main Tiktok dan ada seorang pria yang mau mengajak kenalan. Nah pada hari Rabu itu saya konfirmasi pertemanannya. Kemudian pagi sekitar pukul 10, pria tersebut langsung meminta pinjaman uang pada saya sebesar Rp300 ribu untuk biaya orang tuanya yang sudah meninggal,” terang Mawar yang bekerja sebagai perawat di Taichung.
Mawar pun berujar bahwa dirinya menolak dengan sangat sopan permintaan tersebut, namun pria tersebut mengancam untuk memviralkan video porno dirinya di media sosial.
Mawar mengatakan ia pada awalnya tidak merasa takut dengan ancaman tersebut karena ia merasa tidak pernah mengunggah video porno, bahkan tidak pernah mendapatkan libur keluar rumah selama 1,5 tahun bekerja.
Tiba-tiba pada pukul 1 siang di hari yang sama, seorang teman daringnya memberitahukan kepadanya bahwa ia adalah sosok dari video yang viral tersebut, cerita Mawar yang berusia 28 tahun ini.
“Oh... ini mbaknya yang viral di Facebook itu,” tiru Mawar menceritakan pesan singkat teman daringnya.
Ia pun semakin penasaran mengapa dirinya dibilang viral. Teman daringnya tersebut meminta pertemanan dengannya di media Whatsapp agar bisa mengirimkan video porno yang didapat dari Facebook.
“Saat melihat video tersebut saya kaget. Wajahnya dipasang wajah saya tapi tubuhnya bukan saya. Ya jelas itu bukan saya karena yang di video itu kurus, sedangkan saya gemuk,” ujar Mawar.
Mawar pun akhirnya melaporkan kejadian tersebut kepada salah satu aktivis di Gabungan Tenaga Kerja Bersolidaritas (GANAS).
Pada hari itu juga, pihak GANAS mengunggah pengumuman kasus pemerasan pada perempuan dengan modus menyebarkan video porno palsu.
GANAS mengingatkan para PMI agar berhati-hati dengan pertemanan di media sosial, mengatakan bahwa pelaku pemerasan biasanya menghubungi targetnya secara langsung melalui sosial media kemudian melakukan pendekatan hingga bisa meminta kontak Whatsapp.
Pelaku beraksi dengan meminta atau meminjam uang dengan nominal tertentu, dan mengancam akan memviralkan video porno ketika ditolak atau diblokir, catat GANAS.
Pelaku benar-benar mengunggah video atau foto yang sepertinya asli, kata GANAS, mencatat bahwa jika dilihat dengan jeli, sebenarnya itu adalah video atau foto editan.
Video hanya setengah badan dengan wajah asli foto korban yang diambil dari sosial media, dan tubuh bagian lainnya jelas dari situs porno, ungkap GANAS.
GANAS menuliskan pada unggahan tersebut, jika rekan-rekan PMI memiliki kasus yang sama seperti Mawar, langkah pertama yang harus dilakukan adalah untuk tidak panik.
Selanjutnya, kata GANAS, hapus komentar di media sosial, semua yang berkaitan dengan video palsu tersebut.
Jika ada anggota keluarga yang tahu, yakinkan pada keluarga bahwa itu bukanlah asli diri, melainkan aksi teror untuk memeras, tambah GANAS.
GANAS juga mengingatkan para PMI, terutama bagi wanita, untuk mengubah aktivitas sosial media dengan mengikuti grup atau kelompok yang berisi informasi yang positif.
GANAS juga mengajak para PMI untuk bergabung dalam kegiatan organisasi yang positif sehingga mudah untuk mendapatkan edukasi dan sosialisasi terkait dengan ketenagakerjaan dan hukum di Taiwan.
Selesai/JC