Kaohsiung, 31 Okt. (CNA) Rombongan pemadam kebakaran dari Australia yang berkunjung ke Taiwan bertepatan dengan Taifun Kong-rey melanda, yang mulanya datang untuk kegiatan amal selama satu pekan, mengatakan bahwa mereka lebih suka memadamkan api ketimbang melakukan persiapan penanggulangan taifun.
Mereka tiba di Taiwan pada Rabu (30/10) dan menuju Kaohsiung untuk melakukan kegiatan amal selama satu pekan. Selain meluncurkan kotak makan siang bergambar tim damkar asal negeri kangguru itu, mereka juga merilis kalender tahunan amal pemadam kebakaran Australia.
Sepuluh anggota pemadam kebakaran berusia 27 hingga 54 tahun bekerja sama dengan Biro Perlindungan Lingkungan (EPB) Kota Kaohsiung untuk membersihkan saluran drainase demi penanggulangan bencana.
Kapten pemadam kebakaran tersebut, David Moore, mengungkapkan kepada media bahwa setiap kali datang ke Taiwan, ia selalu merasakan sambutan hangat dan keramahan rakyat setempat.
Ketika ditanya tentang mana yang lebih sulit antara memadaman api dan membersihkan saluran, Moore mengatakan bahwa pembersihan saluran sangat basah dan kotor. Meskipun senang bisa membantu, ia lebih terbiasa dengan memadamkan api, katanya.
Selain itu, ketika ditanya tentang makanan Taiwan yang paling ingin ia coba, David menyebutkan bahwa ia sudah mencicipi hot pot Shantou (汕頭火鍋) yang terkenal di Kaohsiung, dan itu adalah hot pot terlezat yang pernah ia makan seumur hidup.
Patrick Hafenstein, mantan Kepala Kantor Perdagangan dan Investasi Queensland (TIQ) di Taiwan, menyatakan bahwa mereka dijadwalkan menuju Pingtung untuk mengikuti kegiatan amal di pusat perlindungan hewan dan berkolaborasi dengan Biro Pemadam Kebakaran Pingtung.
Setelah itu, ujarnya, mereka akan menuju ke utara untuk berdiskusi dengan pemadam kebakaran di seluruh Taiwan, dan dijadwalkan meninggalkan Taiwan pada Rabu mendatang.
Hafenstein juga menyebutkan bahwa misi pertama mereka di Taiwan adalah mempromosikan kalender, dan berkunjung ke pusat perlindungan hewan di Pingtung untuk menyumbangkan NT$100.000 (Rp49.194.927).
(Oleh Hung Hsueh-kuang dan Antonius Agoeng Honggo)
Selesai/JC/CC