Taipei, 29 Okt. (CNA) Suma, Kepala Desa Sende di Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, resmi menjabat pada 1 Januari 2022. Berbeda dari kepala desa lainnya, Suma merupakan mantan pekerja migran Indonesia (PMI) yang berhasil mendapatkan kepercayaan masyarakat untuk memimpin desanya.
Saat masih aktif menjadi PMI di Taiwan, Suma yang bekerja di sebuah pabrik yang memproduksi selotip di wilayah Yangmei Taoyuan diminta masyarakat kembali pulang ke desanya untuk mencalonkan dirinya sebagai kepala desa. Dengan restu istri dan keluarganya, ia akhirnya kembali ke Indonesia lebih cepat, untuk mengabdikan diri bagi desanya.
Suma mengungkapkan kepada CNA bahwa ia tidak pernah menyangka akan menjadi kepala desa, terutama karena pencalonannya diusulkan oleh warga desa. Ia dilantik pada 31 Desember 2021 dan mulai aktif bertugas keesokan harinya.
“Waktu itu ada 4 calon kepala desa (kades), dan alhamdulillah dari 9 TPS saya menang mutlak.” Ujar Suma pada CNA melalui pesan singkatnya.
Ketika ditanya oleh CNA tentang kunci kesuksesannya menjadi kepala desa, Suma menjelaskan bahwa niatnya untuk membangun dan memajukan kampung halaman adalah yang terpenting. Ia juga menekankan bahwa kesempatan menjadi kades datang langsung dari dukungan masyarakat yang mengusungnya.
Suma pun mengatakan bahwa pengalaman juga menjadi salah satu pembelajaran untuk melangkah ke depan. Saat menjadi PMI, Suma aktif berorganisasi dan mengikuti beragam aktivitas positif yang membuat namanya semakin dikenal, dan mendapat banyak pengetahuan, ujar Suma.
Ia bekerja di Taiwan mulai tahun 2008 hingga 2020. Dalam masa pengabdiannya sebagai PMI, Suma juga aktif berorganisasi di Pantura Jawa Barat. Suma sendiri menuturkan bahwa pengalamannya sebagai Ketua organisasi hingga menjadi pembina organisasi di Taiwan menghantarnya mempunyai wawasan kepemimpinan.
Selain itu, Suma juga menambahkan bahwa ia juga pernah terpilih sebagai aktivis satuan petugas (satgas) KDEI untuk memberikan pelayanan konseling dan membantu penanganan permasalahan ketenagakerjaan yang dialami PMI di Taiwan.
Suma juga terlihat memberikan sambutan secara daring pada acara wisuda Universitas Terbuka Taiwan (UTT) pada Minggu, 27 Oktober, seperti yang tercatat dalam unggahan Kadir, seorang analis bidang ketenagakerjaan.
Tak heran jika Suma diundang untuk memberikan sambutan secara daring di acara tersebut karena ia adalah lulusan universitas tersebut dimana ia dinyatakan lulus dengan gelar sarjana.
Dalam mengisi waktu libur, Suma aktif berorganisasi dan belajar, serta mengikuti berbagai kegiatan seperti mendaki gunung dan pelatihan di One-Forty. Ia juga terlibat dalam organisasi Sahabat Pencinta Alam Taiwan (PAT) dan pernah memamerkan fotonya kepada CNA saat mendaki Yushan (Gunung Giok), salah satu gunung tertinggi di Taiwan.
Saat ditanya tentang rahasia bagi rekan-rekan PMI yang ingin terjun sebagai kepala desa, Suma menjelaskan bahwa yang perlu dipersiapkan adalah niat, mental, wawasan kepemimpinan, dan yang terpenting, modal. Ia menekankan bahwa dalam kontes politik, setidaknya ada biaya yang harus disiapkan untuk kampanye.
Berbicara mengenai modal, Suma juga menganjurkan rekan-rekan PMI yang saat ini masih aktif bekerja untuk berhemat.
“Manfaatkan waktu sebaik mungkin karena kita tidak selamanya menjadi PMI. Bekerjalah dengan baik, jangan lupa berhemat. Selagi bekerja di Taiwan, ambilah pembelajaran yang positif. Di negara orang mungkin kita hanya sebagai karyawan, tidak apa-apa, kita masih berjuang. Namun saat kembali ke tanah air nanti, kita harus menjadi bos!” Ungkap Suma yang memiliki cita-cita sebagai pengusaha dan terjun menjadi anggota DPRD ini.
Oleh Miralux
Selesai/JA