Waspada penipuan remit ilegal melalui grup LINE WNI di Taiwan

16/10/2024 18:31(Diperbaharui 16/10/2024 18:55)
(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)


Taipei, 16 Okt. (CNA) Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah akun gelap yang menawarkan penukaran mata uang Taiwan, New Taiwan Dollar, ke mata uang Indonesia, Rupiah, atau sebaliknya, marak terjadi di beberapa grup LINE Warga Negara Indonesia (WNI) di Taiwan. Oleh karena itu, semua pihak diharapkan untuk tetap waspada.

Menurut pengamatan CNA, akun-akun gelap tersebut biasanya masuk begitu saja ke grup percakapan WNI yang ada di aplikasi LINE kemudian menawarkan penukaran uang dalam jumlah tertentu baik dalam kurs Taiwan atau pun Indonesia. 

Dalam beberapa hari, akun-akun tersebut biasanya akan hilang begitu saja meninggalkan grup.

Beberapa grup yang dilaporkan telah disusupi oleh akun-akun gelap ini antara lain adalah grup pelajar Indonesia di Hsinchu, grup penghobi musik yang terdiri dari warga negara Indonesia di Taiwan, serta grup pelajar Indonesia yang sedang menempuh studi bahasa Mandarin di Taiwan.

Untuk mencegah adanya korban, sejumlah akun telah mengambil langkah tegas.

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Hsinchu, misalnya, meminta semua anggota dalam grup percakapan untuk tidak mempercayai akun yang menawarkan layanan remitansi dan melaporkan kecurigaan penipuan kepada Penerangan Sosial Budaya Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia Taipei di nomor +886 901 132 000.

Sementara itu Persatuan Pelajar Indonesia di Taiwan (PERPITA) melarang adanya transaksi penukaran Rupiah-NTD di dalam grup PERPITA yang beranggotakan hampir 500 orang.

“Bagi teman-teman yang menjual NTD di group PERPITA, terpaksa kami akan keluarkan dari grup. Diharap kerjasamanya untuk mengurangi kasus penipuan penukaran uang Rupiah-NTD dan tetap berwaspada untuk mencegah terjadinya kasus penipuan lainnya,” kata ketua PERPITA, Cheryl Angelica.

Menurut Cheryl, PERPITA telah berdiskusi dengan beberapa pihak termasuk KDEI dan beberapa bank di Indonesia mengenai kasus seperti ini. Dari hasil diskusi ini disimpulkan cukup sulit untuk mengurus kasus seperti ini karena kurangnya detail info pelaku.

"Kasus ini juga dipandang oleh pihak berwajib sebagai kasus yang terjadi akibat kelalaian sendiri sehingga lebih baik mewaspadai risiko sejak awal," ujar Cheryl.

Pernah ada korban

Penipuan remitansi di grup LINE WNI di Taiwan bukan kali ini terjadi. Beberapa bulan lalu di grup LINE PPI Hsinchu pernah terjadi kejadian serupa.

Mulanya si akun gelap mengklaim dirinya memiliki uang NT$80.000 yang siap diremit dengan kurs Rp489. Tawaran ini berhasil menjebak tiga mahasiswa Indonesia, yang masing-masing melakukan remitansi sekitar Rp5 juta.

Namun setelah korban mengirimkan uang ke rekening bank Indonesia yang ditentukan, akun tersebut justru menutup komunikasi dengan korban. 

Para korban mengaku lengah karena mengira akun yang menawarkan remitansi adalah sama-sama mahasiswa di Taiwan atau alumni.

Praktik ilegal

Direktorat Jenderal Pengembangan Tenaga Kerja (WDA) sebelumnya meminta warga negara asing (WNA) yang ada di Taiwan untuk mengirim uang ke negara asal atau proses remitansi hanya melalui lembaga resmi untuk menghindari risiko penipuan dan tindakan kriminal.

Beberapa risiko yang mungkin terjadi, menurut 1955, di antaranya uang yang hendak dikirim bisa dibawa kabur.

Selain itu 1955 juga mengindikasi risiko pencurian dan perampasan. Nahasnya, jika kemudian pelaku pengiriman uang atau perampasan ini ditangkap, maka uang yang ada di tangan mereka akan disita oleh pihak berwenang Taiwan sebagai barang bukti, sehingga uang tersebut tidak akan kembali. 

Lebih jauh lagi, menurut 1955, praktik ini juga secara tidak langsung bisa melibatkan pengguna ke jejaring pencucian uang sebagai kaki tangan.

Layanan aduan 1955 menyatakan beberapa saluran resmi pengiriman uang atau remitansi di antaranya adalah bank, pelaku usaha yang telah mendapatkan izin usaha penukaran dan pengiriman uang PMA dengan nominal kecil yang diterbitkan oleh komisi pengawas keuangan.

Selain itu, menurut layanan aduan 1955, perusahaan agensi legal juga dapat menangani layanan penukaran dan pengiriman uang pekerja migran.

(Oleh Muhammad Irfan)

Selesai/JA

Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.