Riset: Insomnia dan hipertensi penyebab lansia rentan bunuh diri

08/09/2024 11:28(Diperbaharui 08/09/2024 11:52)
Foto untuk ilustrasi semata. (Sumber Foto : Pixabay)
Foto untuk ilustrasi semata. (Sumber Foto : Pixabay)

Taipei, 8 Sep. (CNA) Penelitian dari National Health Research Institutes (NHRI) baru-baru ini menemukan bahwa jika masalah insomnia, depresi, dan hipertensi dapat ditangani dengan baik, angka bunuh diri manusia lanjut usia (lansia) akan menurun.

Hasil riset yang dari tim yang dipimpin oleh oleh Wu Chi-shin (吳其炘) yang ditampilkan di “Journal of Affective Disorders” ini mengungkapkan, apabila masalah tidur pada kelompok usia lanjut di atas 65 tahun dapat diatasi, angka bunuh diri dapat berkurang sekitar 18 persen. 

Wu juga menemukan bahwa penyelesaian masalah depresi dapat mengurangi hampir 16 persen, dan penyakit fisik seperti hipertensi juga faktor yang memengaruhi, menunjukkan bahwa faktor bunuh diri lansia tidak hanya gangguan mental.

Kepada CNA, Wu menjelaskan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hal penyakit mental, faktor yang paling memengaruhi adalah gangguan tidur 18,3 persen, depresi 15,7 persen, dan kecemasan 8,1 persen.

Wu menjelaskan bahwa meskipun risiko bunuh diri yang disebabkan gangguan tidur lebih rendah, jumlah keseluruhan kasusnya yang tinggi membuat dampaknya pada populasi secara keseluruhan lebih besar, bahkan lebih dari depresi.

Dalam hal penyakit fisik, hipertensi dengan jumlah kasus tinggi memiliki dampak terbesar dengan 8,9 persen, diikuti kanker 7,4 persen dan tukak lambung 7,24 persen.

Dari gender, penelitian menemukan bahwa mengatasi penyakit mental dapat mengurangi tingkat bunuh diri pada wanita hingga 46,3 persen, sedangkan pada pria 34,1 persen, kata Wu.

Wu juga menjelaskan bahwa prevalensi depresi dan kecemasan lebih tinggi pada wanita, dan risiko bunuh diri juga lebih tinggi, sehingga dampak keseluruhan penyakit mental lebih besar pada wanita.

Wu juga menunjukkan hasil menarik lainnya bahwa demensia justru dapat mengurangi risiko bunuh diri, karena dapat menyebabkan penurunan kognitif seiring dengan perkembangan penyakit, sehingga pasien kehilangan kemampuan dan kesadaran untuk bunuh diri.

Dia mengingatkan bahwa kondisi emosional orang tua sangat sulit untuk dinilai. Ketika ada kecenderungan depresi, kata Wu, hal itu mungkin muncul sebagai ketidaknyamanan fisik, nafsu makan yang buruk, atau gangguan tidur, yang semuanya perlu diperhatikan karena mungkinnya risiko bunuh diri.

(Oleh Tseng Yi-ning dan Antonius Agoeng Sunarto)

Selesai/JC

Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.