Taipei, 24 Nov. (CNA) Kantor Kejaksaan Distrik Taipei pada Senin (24/11) menuntut dua karyawan dan satu kontraktor eksternal Radio Taiwan International (RTI) karena diduga melancarkan serangan siber terhadap situs resmi stasiun radio tersebut pada bulan September.
Tersangka termasuk insinyur Wu Cheng-hsun (吳政勳), manajernya Yueh Chao-chu (岳昭莒), dan Huang Fu-lin (黃富琳), yang bekerja pada perusahaan kontraktor pemeliharaan sistem untuk RTI, menurut dokumen tuntutan.
Kejaksaan mengatakan ketiganya merencanakan serangan siber terhadap RTI sejak bulan Juni, di mana Wu memberikan kepada Huang sebuah akun dengan tingkat akses tertinggi ke situs RTI, sehingga Huang dapat memberikan dukungan teknis sekaligus menghapus jejak aktivitas Wu di situs tersebut.
Yueh, yang diberi tahu oleh Wu mengenai tindakannya, tidak melakukan intervensi maupun melaporkannya kepada atasan.
Pada 20 Agustus, Wu mengubah parameter situs RTI, mengubah laman utama bahasa Jepang sehingga menampilkan huruf Tiongkok sederhana atau tulisan acak serta mengganggu sinyal situs tersebut, kata kejaksaan.
Pada 11, 18, 19, dan 20 September, ia mengubah situs utama RTI dan mengganti situs web dengan sampul buku "The 'Retaking the Mainland' by Taiwanese Government: The Concept of Chinese Unification by the ROC," serta mengubah spanduk menjadi bendera Republik Rakyat Tiongkok dan juga bendera Amerika Serikat.
Selain itu, setelah diinterogasi pada 26 September, ia masuk ke situs web RTI dan mengganggu fungsinya, tanpa menunjukkan tanda-tanda penyesalan, kata kejaksaan.
Wu dan Yueh mengklaim bahwa tindakan mereka dilakukan karena mencurigai adanya campur tangan modal Tiongkok dalam situs RTI, menurut kejaksaan.
Tindakan Wu merusak kredibilitas RTI dan mengganggu operasinya, kata kejaksaan, sementara media lokal melaporkan bahwa Wu mengaku melakukannya untuk "mengungkap celah" dalam sistem penyiaran tersebut.
Namun, gambar-gambar yang dipasang Wu di situs web tersebut meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan, menimbulkan bahaya yang jauh melebihi pelanggaran pidana umum, kata kejaksaan.
Rencana Wu untuk menyerang situs tersebut pada 10 Oktober, Hari Nasional Taiwan, memiliki makna simbolis yang besar, tambah mereka.
Sebagai satu-satunya stasiun radio pemerintah yang menyiarkan ke komunitas internasional, RTI diklasifikasikan sebagai infrastruktur kunci tingkat A menurut Peraturan tentang Klasifikasi Tingkat Tanggung Jawab Keamanan Siber, kata kejaksaan.
Karena itu, gangguan pada sistemnya berdampak pada negara, kepentingan publik, dan moral publik, kata mereka.
Sementara itu, dalam sebuah laporan berita, RTI mengatakan bahwa komite peninjauan personelnya pada bulan Oktober telah memutuskan untuk memecat Wu dan memberikan hukuman berat kepada Yueh atas kesalahan pengawasan.
Selesai/JA