Taipei, 19 Okt. (CNA) Serial Netflix "Born for the Spotlight" (影后), sebuah drama tentang sisi tersembunyi dunia hiburan, memenangkan penghargaan utama di Golden Bell Awards tahun ini.
Serial drama tersebut, yang menyoroti sisi baik, buruk, dan gelap dari industri hiburan, tidak hanya memenangkan kategori serial drama terpopuler, tetapi juga sutradara terbaik, aktris utama terbaik, dan aktris pendukung terbaik dalam serial drama.
Sutradara Yen Yi-wen (嚴藝文), dalam pidato penerimaannya, berterima kasih kepada para pemain Born for the Spotlight, dengan mengatakan bahwa mereka telah mengajarinya "bagaimana menjadi sutradara yang lebih baik."
Ia mendorong semua sutradara untuk "mencintai para aktor kalian sebaik mungkin."
"Ketika mereka merasakan cinta kalian, mereka akan membalas dengan cara yang akan menjadi hadiah terbesar kalian," kata Yen, yang memenangkan penghargaan sutradara terbaik untuk serial televisi.
Sementara itu, penghargaan aktris utama terbaik dalam serial televisi diraih oleh Cheryl Yang (楊謹華), yang mendedikasikannya untuk "semua aktor dan aktris pekerja keras yang percaya pada diri mereka sendiri."
Ini adalah penghargaan Golden Bell kedua yang diraih Yang malam itu, karena ia juga memenangkan penghargaan aktris pendukung terbaik dalam serial televisi untuk perannya dalam drama supranatural "Oh No! Here Comes Trouble" (不良執念清除師).
Penghargaan aktor utama terbaik dalam serial televisi diraih oleh Liên Bỉnh Phát dari Vietnam atas penampilannya dalam "The Outlaw Doctor" (化外之醫).
Dalam pidato penerimaannya, Liên mengatakan bahwa rasanya "tidak nyata" bisa berdiri di panggung Golden Bell. Ia berterima kasih kepada seluruh pemain dan kru serta penonton di mana pun, khususnya di kampung halamannya, dan berterima kasih kepada Taiwan karena telah baik padanya.
"Black Tide Island" (星空下的黑潮島嶼) memimpin perolehan piala dengan hampir menyapu enam penghargaan teknis, termasuk desain kostum terbaik, efek visual terbaik, sinematografi terbaik, pencahayaan terbaik, seni dan desain terbaik, serta lagu tema terbaik.
Sementara itu, penghargaan miniseri terbaik diraih oleh drama periode "Three Tears in Borneo" (聽海湧), yang diproduksi oleh Public Television Service (PTS).
Serial ini berfokus pada sekelompok pemuda Taiwan yang terlibat dalam pembantaian brutal setelah mereka diwajibkan oleh pemerintah kolonial Jepang untuk bertugas di Kalimantan Utara menjaga tawanan perang Sekutu selama Perang Dunia II.
"Dalam interaksi saya dengan generasi baru pembuat film yang berani ini -- yang mungkin belum memiliki banyak karya tetapi memiliki keberanian luar biasa -- kami semakin menyadari bahwa film dan televisi bukan hanya bentuk hiburan, tetapi juga wadah budaya," kata Yu Pei-hua (於蓓華), manajer program di PTS, dalam pidato penerimaannya.
"Mereka membawa refleksi dan pemahaman sebuah bangsa, masyarakat, dan rakyat tentang siapa kita," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Li Yuan (李遠) menyerahkan penghargaan kontribusi khusus kepada penata set Yeh Hui-lung (葉輝龍) dan aktris veteran Chen Shu-fang (陳淑芳).
Yeh (81) mengatakan beberapa set yang ia kerjakan mungkin hanya tampil satu detik di layar, tetapi akan dikenang seumur hidup oleh beberapa penonton, dan itulah sebabnya ia selalu memberikan yang terbaik di setiap set.
"Ini bukan kehormatan pribadi saya, tetapi milik semua penata set yang bekerja keras di balik layar," kata Yeh setelah menerima piala.
Chen (86) mencatat bahwa ini adalah penghargaan Golden Bell pertamanya, dan ia berterima kasih kepada semua pembuat film dan aktor yang pernah bekerja bersamanya selama 68 tahun kariernya. Akting adalah hasrat seumur hidupnya, kata Chen, seraya menambahkan bahwa ia tidak berencana untuk pensiun.
"Saya mungkin sudah tua, tapi tolong jangan tolak saya -- saya ingin terus berakting," katanya saat menerima penghargaan.
Edisi ke-60 Golden Bell Awards -- setara dengan Emmy di Taiwan -- diadakan di Taipei Music Center.
Selesai/IF