Hiroshima, 6 Agu. (CNA) Taiwan untuk pertama kalinya menghadiri upacara peringatan damai tahunan di Hiroshima pada Rabu (6/8), dengan perwakilan tertingginya di Jepang bergabung bersama delegasi dari 120 negara dalam rangka memperingati 80 tahun peristiwa bom atom yang dijatuhkan di kota tersebut.
Lee I-yang (李逸洋) menjadi salah satu tamu istimewa yang diundang oleh Pemerintah Kota Hiroshima dalam upacara pada Rabu pagi yang ditujukan untuk mengenang para korban dan memberikan penghormatan kepada para penyintas dari penggunaan senjata nuklir pertama dalam sejarah pada 6 Agustus 1945.
Upacara yang digelar di Peace Memorial Park tersebut dihadiri sekitar 55.000 orang, termasuk Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, menurut informasi dari Pemerintah Kota Hiroshima.
Sebelum upacara resmi dimulai, Lee terlihat berjabat tangan dan berbincang singkat dengan Duta Besar AS untuk Jepang, George Glass.
Sehari sebelum upacara peringatan, Lee bersama istrinya juga telah meletakkan karangan bunga di Peace Memorial Park sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban pengeboman atom tahun 1945.
Lee mengatakan kepada CNA setelah menghadiri upacara bahwa kehadirannya "Sangat bermakna" karena ini adalah pertama kalinya Taiwan diundang untuk bergabung dalam acara tahunan yang telah diadakan sejak tahun 1947.
"Pelajaran terpenting bagi partisipasi Taiwan dalam upacara ini, bersama dengan perwakilan dari seluruh dunia, adalah bahwa semua orang harus mengingat dan merenungkan sejarah serta pelajaran dari pengeboman Hiroshima," katanya.
Ia berterima kasih kepada kota Hiroshima atas undangannya, dengan mengatakan bahwa hal itu menunjukkan bahwa Taiwan berdiri bersama komunitas internasional.
Hingga tahun ini, Taiwan tidak pernah diundang ke acara tahunan tersebut karena Republik Rakyat Tiongkok, yang memiliki hubungan resmi dengan Jepang, menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan bukan negara merdeka.
Namun karena tahun ini memperingati 80 tahun peristiwa tersebut, pemerintah kota memutuskan tidak ada alasan untuk mengecualikan Taiwan, mengingat “Semangat Hiroshima” yang ingin disampaikan, yakni tentang koeksistensi dan kemakmuran umat manusia, demikian dilaporkan media Jepang awal tahun ini.
Pada tahun 1945, Amerika Serikat menjatuhkan dua bom atom di kota Hiroshima (6 Agustus) dan Nagasaki (9 Agustus) untuk menghentikan agresi militer Kekaisaran Jepang di Asia. Kedua pengeboman tersebut menewaskan ratusan ribu orang, sebagian besar warga sipil, dan hingga kini merupakan satu-satunya penggunaan senjata nuklir dalam konflik bersenjata.
Enam hari setelah pengeboman, Jepang menyatakan menyerah kepada Sekutu pada 15 Agustus, menandai berakhirnya Perang Dunia II.
Sementara itu, di Taipei, Kementerian Luar Negeri Taiwan (MOFA) menyampaikan terima kasih atas pengaturan dari pihak Jepang yang memungkinkan Lee untuk menghadiri upacara peringatan tersebut.
Sementara itu, MOFA mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Lee juga akan menghadiri upacara peringatan mendatang di Nagasaki yang akan diadakan pada 9 Agustus, setelah pemerintah kota tersebut mencabut keputusan sebelumnya yang tidak mengundang Taiwan.
Wali Kota Nagasaki, Shiro Suzuki, pada 16 Mei mengatakan bahwa Taiwan kembali tidak akan diundang ke acara tahun ini karena undangan hanya diberikan kepada negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Jepang.
Jepang tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, yang secara resmi bernama Republik Tiongkok.
Namun setelah mendapat kritik, Suzuki mengubah keputusannya dan bulan lalu menyatakan bahwa pihaknya kini menerima kehadiran Taiwan dalam upacara 9 Agustus mendatang.
Selesai/IF