Taipei, 6 Des. (CNA) Indeks harga konsumen (CPI) Taiwan naik 1,23 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada bulan November, menandai bulan ketujuh berturut-turut pertumbuhan indeks tetap di bawah batas waspada 2 persen yang ditetapkan oleh bank sentral, menurut data statistik pemerintah yang dirilis pada hari Jumat (5/12).
Data yang dikumpulkan oleh Direktorat Jenderal Anggaran, Akuntansi, dan Statistik (DGBAS) menunjukkan pertumbuhan CPI lokal pada bulan November merupakan kenaikan terkecil sejak Maret 2021, saat berada di angka 1,22 persen.
Berdasarkan data CPI terbaru, DGBAS menyatakan inflasi Taiwan tetap stabil.
Namun, secara bulanan, CPI turun 0,14 persen, sementara setelah penyesuaian musiman, indeks naik 0,09 persen, menurut data tersebut.
CPI inti, yang tidak memasukkan buah-buahan, sayuran, dan energi, naik 1,72 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada bulan November, juga di bawah batas waspada 2 persen.
Dalam 11 bulan pertama tahun ini, CPI naik 1,69 persen secara tahunan, dengan CPI inti naik 1,64 persen, kata DGBAS.
DGBAS mengatakan pertumbuhan CPI pada bulan November sebagian besar mencerminkan kenaikan pengeluaran makan di luar, harga daging babi dan telur yang lebih tinggi, kenaikan sewa, dan peningkatan pengeluaran untuk perawatan peralatan transportasi.
Namun, penurunan harga buah dan sayuran akibat basis perbandingan yang lebih tinggi tahun sebelumnya serta pemotongan pajak komoditas untuk mobil dan sepeda motor menahan pertumbuhan CPI secara keseluruhan pada bulan November, tambah DGBAS.
Pada bulan November, harga makanan naik 1,48 persen dibandingkan tahun sebelumnya dengan harga telur naik 12,72 persen, harga daging babi naik 5,25 persen, dan pengeluaran makan di luar naik 3,51 persen, sementara pengeluaran transportasi dan komunikasi turun 1,15 persen, kata DGBAS.
Bulan lalu, biaya satu keranjang berisi 17 kebutuhan pokok rumah tangga yang dipantau pemerintah, termasuk beras, daging babi, roti, telur, gula, minyak goreng, mi instan, sampo, dan tisu toilet, naik 2,76 persen, menandai bulan keenam berturut-turut pertumbuhan yang meningkat dari bulan sebelumnya, kata DGBAS.
Sementara itu, indeks harga produsen (PPI) turun 2,80 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada bulan November, terutama karena penurunan harga produk pertanian, bahan kimia, obat-obatan, minyak, batu bara, logam dasar, dan komponen elektronik, tambah DGBAS.
Selama Januari-November, PPI turun 1,79 persen secara tahunan.
Pada akhir November, DGBAS memperkirakan CPI Taiwan akan tumbuh 1,67 persen pada tahun 2025.
Selesai/IF