Paris, 10 Agu. (CNA) Petinju Taiwan Lin Yu-ting (林郁婷) muncul sebagai juara Olimpiade dalam kelas 57 kilogram (kelas bulu) putri Sabtu (10/8) di Paris, meskipun menghadapi perundungan daring global karena kesalahpahaman terhadap gendernya selama dua minggu terakhir.
Lin mengalahkan Julia Szeremeta dari Polandia dengan keputusan bulat 5-0 untuk meraih emas, menyelesaikan perjalanan panjangnya setelah dieliminasi dari Olimpiade Tokyo 2021 dalam pertandingan pembukaannya.
Lin, yang telah berkompetisi dalam kategori putri sejak debut tinjunya pada September 2013, adalah petinju Taiwan pertama yang memenangkan emas, setelah tiga petinju putri Taiwan lainnya meraih medali perunggu dalam kelas mereka masing-masing di Tokyo dan Paris.
Tidak ada petinju putra dari Taiwan yang pernah meraih medali di Olimpiade.
Lin dan Imane Khelif dari Aljazair telah terjebak dalam badai pemeriksaan gender selama Olimpiade saat ketegangan antara Asosiasi Tinju Internasional (IBA) dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) meningkat.
IBA ditangguhkan dari menjalankan kompetisi tinju Olimpiade pada 2019 dan secara permanen dicabut kredensial Olimpiadenya pada 2023 karena tata kelola yang bermasalah dan kurangnya transparansi.
Namun, hal itu tidak menghentikan mereka menuduh keduanya saat Olimpiade bahwa mereka seharusnya tidak berkompetisi di Paris dalam kategori tinju putri.
Protesnya berasal dari diskualifikasi IBA terhadap Lin dan Khelif di Kejuaraan Tinju Putri Dunia pada 2023 karena gagal dalam tes terkait gender yang tidak transparan, yang kemudian dikritik oleh IOC.
IOC baru-baru ini merujuk kedua petinju tersebut sebagai "Korban keputusan mendadak dan sewenang-wenang oleh IBA" dan selama dua minggu terakhir berulang kali menegaskan kelayakan kedua atlet untuk mengikuti Olimpiade, dengan merujuk pada paspor mereka dan diidentifikasi sebagai perempuan sejak lahir.
Namun, dukungan itu tidak menghentikan beberapa lawan mereka dari memprotes masalah tersebut setelah kalah dalam pertandingan mereka.
Dengan kemenangannya di hari Sabtu, Lin meredam kebisingan dari luar ring.
Dengan pencapaian ini, petinju berusia 28 tahun dari Taiwan tersebut mencapai Grand Slam emas dalam karier tinju amatirnya, menambahkan dua emas kejuaraan dunia, dua di kejuaraan Asia, dan satu Asian Games.
Kemenangan Lin juga menambah perolehan medali Taiwan menjadi dua emas dan lima perunggu, menandai ketiga kalinya tim tersebut memenangkan dua emas dalam satu edisi Olimpiade.
Emas Taiwan lainnya di Paris dimenangkan oleh pasangan pebulu tangkis Lee Yang (李洋) dan Wang Chi-lin (王齊麟) dalam ganda putra.