Tainan, 11 Des. (CNA) Seorang pengrajin permen apel asal Jepang yang menjadi viral awal tahun ini setelah petugas bandara salah mengira koper miliknya yang penuh dengan gula buatan Taiwan sebagai narkotika, bertemu dengan pemasok gulanya di Tainan, Taiwan selatan, baru-baru ini untuk menjajaki potensi kerja sama.
Dalam pertemuan tersebut, Takatoshi Ikeda, pendiri toko manisan Pomme d'Amour yang berbasis di Tokyo, dan Ketua Taiwan Sugar Corp. (Taisugar) Wu Ming-chang (吳明昌) bertukar ide tentang menggabungkan teknik produksi gula tebu tradisional Taiwan dengan keahlian pembuatan manisan milik Ikeda.
Kedua belah pihak akan melanjutkan pembicaraan mengenai potensi kemitraan untuk memperkenalkan gula buatan Taiwan ke pasar makanan penutup internasional yang lebih luas, kata Taisugar dalam sebuah pernyataan.
Pertemuan itu merupakan pertemuan tatap muka pertama mereka sejak kunjungan Ikeda ke Taiwan pada bulan Oktober, di mana ia membeli beberapa kantong gula halus Taisugar. Penampilan gula yang mirip bubuk tersebut membuat petugas bandara Jepang menandai kopernya, sehingga menarik perhatian media di kedua negara.
Setelah insiden tersebut, Taisugar menghubungi Ikeda secara daring. Interaksi ramah mereka dengan cepat menjadi viral, sehingga perusahaan mengirimkan bantal jahit tangan yang didesain menyerupai karung gula grosir—barang-barang yang kemudian dipamerkan Ikeda di media sosial.
Dalam pertemuan itu, Wu menyambut Ikeda dengan hadiah khusus, termasuk boneka bergaya chibi, produk gula peringatan, dan iPass yang didesain menyerupai paket gula mini.
Sebagai balasan, Ikeda menyiapkan permen apel di tempat menggunakan gula Taisugar, menciptakan satu batch yang diberi label "Taisugar No. 1 Candy Apples" untuk Wu dan karyawan Taisugar, yang memuji rasa dan teksturnya.
"Aroma unik sirup tebu yang dipadukan dengan manisnya apel Jepang yang lembut benar-benar mengeluarkan keunggulan kedua bahan tersebut. Ini tidak hanya sangat lezat, tetapi juga tampak sangat menarik," kata Wu.
Selesai/ja