Taipei, 10 Des. (CNA) Imigran Indonesia Tri Cahyani menjadi salah satu penerima penghargaan perawatan jangka panjang pertama di Taiwan hari Selasa (9/12), menghormati 14 tahun pengabdian di sebuah panti jompo di Kabupaten Hualien.
"Saya sangat senang bisa berdiri di sini hari ini. Kesempatan ini benar-benar langka dan berharga bagi saya," kata Tri, yang tiba di Taiwan pada tahun 2000 tanpa bisa berbicara bahasa Mandarin, namun kini dapat berbincang dengan lancar dengan para lansia.
Tri, yang saat ini bekerja di Eastern Region Senior Citizens' Home, adalah salah satu dari 26 profesional perawatan jangka panjang di seluruh negeri yang diakui oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan.
Di antara pengalaman yang paling berkesan, Tri mengenang saat membantu seorang pria lansia dengan stoma terkait perawatan. Dengan dukungan dari perawat dan ahli gizi, ia membantunya setiap hari, dan setelah lebih dari satu tahun rehabilitasi, pria tersebut dapat melepas stoma dan akhirnya kembali bisa berdiri dan berjalan.
"Saat itu benar-benar mengharukan," katanya dalam bahasa Mandarin.
Berbicara dalam upacara tersebut, Menteri Kesehatan Shih Chung-liang (石崇良) mencatat bahwa pendanaan pemerintah untuk penyediaan perawatan jangka panjang telah meningkat dari kurang dari NT$5 miliar (Rp2,67 triliun) pada tahun 2016 menjadi lebih dari NT$90 miliar tahun ini, dan diperkirakan akan melampaui NT$100 miliar tahun depan.
Mulai tahun 2026, Taiwan akan meningkatkan sistem perawatan jangka panjang nasionalnya, beralih dari perawatan pasca-penyakit menjadi pencegahan penuaan dan kelemahan.
Pada saat yang sama, integrasi antara layanan medis dan sosial akan diperkuat serta dukungan teknologi untuk pengasuh keluarga akan diperluas, kata Shih.
Selesai/IF