Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Arif Sulistiyo, pada Senin (6/10) didampingi oleh Analis Bidang Tenaga Kerja Kadir dan Mira Caliandra, melakukan kunjungan ke Masjid Al Hidayah Keelung untuk menengok 6 Anak Buah Kapal (ABK) yang menjadi korban kecelakaan kerja akibat kapal terbakar di laut, tulis rilis pers KDEI.
Pada kunjungan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Tenaga Kerja Keelung, pihak kepolisian, serta perwakilan agensi yang menangani para ABK. Melalui keterangan pers rilisnya, KDEI mengatakan bahwa kunjungan tersebut bertujuan untuk koordinasi bersama berbagai pihak dalam memastikan penanganan dan pelindungan bagi pekerja migran Indonesia yang terdampak insiden kerja di laut.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, keenam ABK berada dalam kondisi sehat, meskipun satu orang di antaranya sempat mengalami sakit dan telah mendapatkan perawatan di klinik setempat, tulis keterangan tersebut.
Tak hanya sekedar berkunjung, KDEI Taipei juga turut menyampaikan santunan kepada para ABK sekaligus dukungan moril penguatan semangat bagi mereka untuk tetap tegar melanjutkan aktivitas di masa pemulihan.
Empat dari enam ABK yang terkena musibah telah ditampung di shelter KDEI Taipei, sementara dua lainnya sedang dalam proses pencarian majikan baru melalui koordinasi bersama agensi dan Dinas Tenaga Kerja Keelung, tulis pernyataan tersebut.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan dialog bersama untuk mengetahui kebutuhan para ABK. Arif Sulistiyo, Kepala KDEI Taipei menekankan agar seluruh ABK dibantu untuk segera dicarikan majikan baru, sejalan dengan permintaan para ABK yang menyatakan keinginan untuk tetap bekerja di Taiwan.
Arif juga menyampaikan agar Dinas Sosial urusan Tenaga Kerja Keelung dapat menentukan shelter untuk penampungan enam ABK dimaksud. Namun, jika hal tersebut belum memungkinkan, KDEI Taipei siap menampung para ABK di shelter milik KDEI Taipei sebagai langkah pelindungan sementara.
Kepala KDEI Taipei menyampaikan apresiasi kepada otoritas setempat yang telah membantu proses penanganan, mulai dari evakuasi, perawatan medis, hingga penampungan sementara bagi para ABK.
Arif juga meminta agar agensi membantu pengurusan dokumen-dokumen penting yang hilang akibat insiden kebakaran kapal.
Lebih lanjut, Kepala KDEI Taipei mengingatkan perlunya antisipasi terhadap berakhirnya musim cumi dan kepiting, agar kejadian serupa tidak terulang dan tidak ada lagi PMI yang terlantar seperti sebelumnya.
“Kami bersyukur para ABK dalam kondisi sehat dan sudah mendapat tempat yang aman. Ke depannya, penting bagi semua pihak untuk mengantisipasi masa peralihan musim agar tidak ada lagi PMI yang terlantar,” ujar Arif.
Sementara itu, dalam pernyataannya dituliskan bahwa KDEI Taipei akan terus memantau kondisi dan proses penempatan para ABK, termasuk memastikan seluruh hak-hak ketenagakerjaan mereka terpenuhi.
Kejadian kapal terbakar ini pernah ditulis oleh CNA beberapa waktu lalu. Baca beritanya di sini https://indonesia.focustaiwan.tw/society/202510045002
Seorang kapten warga Taiwan dan 6 ABK migran Indonesia diselamatkan pasca melompat ke laut setelah kapal perikanan yang mereka awaki terbakar di perairan Kota Keelung hari Jumat (3/10), kata pemadam kebakaran.
Kebakaran di lokasi dipadamkan kapal patroli Direktorat Jenderal Penjaga Pantai, dan setelah api berhasil dikendalikan kapal ditarik ke Pelabuhan Perikanan Badouzi, kata departemen tersebut, seraya menambahkan bahwa enyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan.
Sebagai informasi, KDEI Taipei mencatat saat ini di wilayah Keelung terdapat lebih dari 3.500 Pekerja Migran Indonesia (PMI), termasuk di antaranya ABK sektor perikanan yang berperan penting dalam mendukung industri maritim Taiwan.