Karya yang terinspirasi dari pekerja migran akan dipamerkan di museum seni Kaohsiung

19/09/2025 18:16(Diperbaharui 19/09/2025 18:16)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Pameran tunggal seniman Filipina-Amerika Nicolei Buendia Gupit berjudul "Tawid Dagat". (Sumber Foto : Kaohsiung Museum of Fine Arts)
Pameran tunggal seniman Filipina-Amerika Nicolei Buendia Gupit berjudul "Tawid Dagat". (Sumber Foto : Kaohsiung Museum of Fine Arts)

Kaohsiung, 19 Sep. (CNA) Kaohsiung Museum of Fine Arts akan meluncurkan pameran tunggal seniman Filipina-Amerika Nicolei Buendia Gupit berjudul "Tawid Dagat" pada Sabtu (20/9), menampilkan patung, video, instalasi, lukisan, dan kertas buatan tangan, termasuk yang terinspirasi dari pekerja migran di Taiwan.

Museum tersebut dalam sebuah rilis pers hari Jumat (19/9) mengatakan Gupit menjadikan pengalaman hidup lintas budaya sebagai inti karya-karyanya, mengeksplorasi memori dan perjalanan komunitas diaspora, sekaligus merespons dampak perubahan iklim terhadap masyarakat pulau.

Melalui berbagai media seperti patung, video, instalasi, lukisan, dan kertas buatan tangan, ia mengajak penonton untuk melintasi lautan dan membuka dialog mendalam mengenai identitas, memori, tanah, dan nilai, kata pihak museum.

Direktur Kaohsiung Museum of Fine Arts, Yen Ming-hung (顏名宏), menyatakan bahwa dari karya Gupit, terlihat pengalaman kunjungannya ke pekerja migran Filipina di Taiwan selama ia tinggal di di Pier-2 Art Center Kaohsiung sebagai bagian dari sebuah program.

Melalui seni, Gupit mengeksplorasi identitas migran, kapitalisme global, isu perubahan iklim, dan dampaknya terhadap budaya pulau, menurut Yen.

Sementara itu, dari perspektif Selatan, karya-karyanya menjangkau konteks global, meninjau kembali keragaman budaya pulau, identitas, tanah, dan nilai, tambahnya.

"Tawid Dagat" menampilkan 15 karya Gupit sejak 2021. Di salah satu instalasinya, ia menyatukan cerita yang ia dapat dari interkasinya dengan pekerja migran Filipina di Kaohsiung dan Taipei, dengan menghadirkan koper terbuka yang memperlihatkan benda-benda dari kertas, tanah liat kering, dan cat.

Objek-objek ini tidak hanya memiliki nilai praktis di tanah asing, tetapi juga memuat emosi mendalam para pekerja migran yang jauh dari kampung halaman, menjadi wujud konkret memori dan perasaan migrasi, menurut pihak museum.

Selain itu, sebuah seri karya inspiratif dari residensinya yang berupa jaring ikan mengekspresikan pengalaman diaspora keluarga Filipina dan hilangnya budaya melalui tindakan menenun dan melilit, menjadikannya instalasi visual yang dapat disentuh, menurut museum.

Pameran ini akan berlangsung dari Sabtu hingga 9 November di lantai B1 KSpace Kaohsiung Museum of Fine Arts. Pada pukul 3.30 sore hari Sabtu juga akan diadakan diskusi artis, menghadirkan Gupit bersama penulis seni dan pekerja budaya Eldrick Yuji Los Baños.

(Oleh Lin Chiao-lien dan Jason Cahyadi)

Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.