Taipei, 17 Sep. (CNA) Permainan multikultural yang dibawakan dalam sebuah kegiatan pendidikan keluarga di Kabupaten Miaoli telah membawa keseruan dan kehangatan ke peserta sekaligus memperdalam pemahaman tentang kesetaraan gender dan konsep pengasuhan bersama dalam keluarga, kata Direktorat Jenderal Imigrasi (NIA).
Di kegiatan yang digelar pada Sabtu (13/9) ini, seorang instruktur multikultural NIA memandu para peserta membuat mainan tradisional Vietnam, capung bambu, yang menjadi salah satu hiburan paling umum bagi anak-anak di sana seiring negara tersebut kaya akan bambu, kata ditjen tersebut dalam sebuah rilis pers.
Banyak anak-anak, setelah mewarnai dan menghias mainan sesuai selera, tidak sabar untuk memutar dan menerbangkan capung bambu mereka, berlomba siapa yang bisa terbang lebih jauh dan lebih tinggi, menurut NIA.
Instruktur tersebut juga memandu peserta mencoba permainan tradisional Vietnam lainnya, bola sumpit, yang menguji konsentrasi dan refleks peserta, sehingga suasana penuh tawa di lokasi, menurut NIA.
Para orang tua menyatakan bahwa melalui mainan sederhana ini, mereka dapat melihat keseruan budaya asing bagi anak-anak, dan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga, menurut rilis pers.
Acara ini juga mencakup tantangan interaktif, pemaparan tentang kebahagiaan multikultural, serta kunjungan langsung ke pusat budaya lokal, membawa masyarakat mengunjungi toko jam dan melakukan swakriya untuk memahami keterampilan budaya dan kerajinan tradisional beserta kisah hidup di baliknya, kata NIA.
Penyelenggara mengatakan bahwa kegiatan pertukaran budaya ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat Taiwan terhadap budaya negara asal imigran baru.
Acara ini juga diharapkan akan mempererat interaksi antara keluarga imigran baru dan warga lokal, serta mematahkan stereotip gender dan budaya, sehingga tercipta suasana famili yang saling menghormati dan bahagia dalam pengasuhan bersama, kata penyelenggara.
Kepala Pusat Layanan Miaoli NIA, Fan Yu-cheng (范育誠), mengatakan acara ini tidak hanya memungkinkan peserta merasakan keseruan budaya yang berbeda, tetapi juga memperdalam pemahaman melalui interaksi, sehingga kebahagiaan dan rasa hormat benar-benar diterapkan dalam kehidupan keluarga sehari-hari.
Selesai/IF