Taipei, 19 Sep. (CNA) Memperkuat kesadaran publik dan pelatihan dalam penanggulangan bencana adalah kunci untuk membuat Taiwan lebih tangguh terhadap bencana alam maupun tantangan geopolitik, kata Presiden Lai Ching-te (賴清德) pada hari Jumat (19/9).
Berbicara di Kabupaten Yilan saat meninjau latihan Hari Pencegahan Bencana Nasional, Lai mengatakan pemerintah telah berupaya memperkuat kerangka hukum untuk pencegahan dan respons bencana, melakukan latihan rutin, dan meningkatkan kesadaran publik sejak gempa Jiji tahun 1999.
"Melalui latihan rutin, kami berharap menjadi lebih tangguh ... [dan] lebih mampu merespons tidak hanya bencana alam tetapi juga tantangan geopolitik," kata Lai, yang tampaknya merujuk pada potensi agresi militer dari Tiongkok.
Presiden mendorong masyarakat untuk memperoleh keterampilan pertolongan pertama, seperti CPR dan pembalutan sederhana, agar mereka dapat melindungi diri sendiri dan membantu orang lain dalam keadaan darurat.
Latihan Hari Pencegahan Bencana Nasional tahun ini diadakan di Distrik Xinzhuang, New Taipei pada hari Kamis dan di Yilan pada hari Jumat, dengan fokus pada respons terhadap gempa bumi dan tsunami yang dipicu gempa.
Lai menyoroti partisipasi personel penyelamat dari 14 negara, termasuk Amerika Serikat, Prancis, Jepang, dan Turki, sebagai salah satu fitur utama latihan tahun ini.
Latihan bersama seperti ini, tambahnya, memungkinkan para mitra untuk saling belajar dan memperkuat keterampilan respons bencana mereka.
Taiwan memperingati Hari Pencegahan Bencana Nasional setiap tanggal 21 September untuk mengenang gempa dahsyat tahun 1999 yang menewaskan lebih dari 2.400 orang.
Pada pukul 9.21 pagi, Direktorat Jenderal Cuaca Pusat (CWA) juga mengirim pesan latihan gempa bumi dan tsunami secara nasional untuk membantu masyarakat meningkatkan kemampuan tanggap darurat, memastikan efektivitas mekanisme penanggulangan bencana, serta menguji sistem peringatan darurat.
Menurut pantauan CNA, warga Indonesia di Taiwan turut menyampaikan respons di media sosial bahwa mereka menerima pesan tersebut.
CWA menjelaskan, latihan ini menyimulasikan skenario gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,5 di perairan timur Taiwan (Palung Ryukyu) dengan kedalaman 10 kilometer, menghasilkan guncangan maksimal intensitas 6 dan memicu ancaman tsunami.
Pesan latihan dikirim melalui sistem siaran seluler (CBS) langsung ke ponsel masyarakat, sehingga warga terbiasa menerima peringatan dini dan mengikuti prosedur evakuasi, kata CWA.
Selesai/IF/JC