Taipei, 17 Sep. (CNA) Kementerian Luar Negeri Taiwan (MOFA) hari Senin (15/9) mengecam apa yang disebutnya sebagai contoh “diplomasi serigala” Beijing, setelah duta besar Tiongkok untuk Denmark menuntut agar perwakilan Taiwan meninggalkan sebuah acara di negara Nordik tersebut awal tahun ini.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah surat kabar Berlingske dari Denmark melaporkan, Minggu, bahwa Duta Besar Tiongkok untuk Denmark, Wang Xuefeng (王雪峰), meminta Kedutaan Besar Jepang di Denmark mengusir perwakilan Taiwan, Robin Cheng (鄭榮俊), dari resepsi pada 26 Februari untuk memperingati ulang tahun Kaisar Jepang.
Menurut laporan tersebut, permintaan Wang diabaikan oleh tuan rumah, yang mengizinkan Cheng tetap berada di acara. Wang kemudian meninggalkan resepsi itu. Insiden yang dinilai “tidak sopan” itu disebut memicu keprihatinan di kalangan diplomatik Denmark.
Dalam sebuah siaran pers, MOFA mengatakan bahwa upaya "brutal" Wang untuk menghalangi pertukaran normal Taiwan dengan negara lain adalah tindakan "diplomasi pejuang serigala."
MOFA menyatakan bahwa perilakunya menunjukkan kurangnya etika dasar dan bahwa "perilaku terang-terangan, tanpa malu, tercela, dan tidak sopan seperti itu" akan menuai kritik dari komunitas internasional.
Cheng mengatakan kepada koresponden CNA di Stockholm, Swedia, bahwa Wang dan sekretarisnya langsung memprotes kepada tuan rumah Jepang setelah melihat kehadirannya.
Setelah gagal membujuk tuan rumah untuk memintanya keluar, Wang pergi dengan marah sambil menudingkan jari ke arahnya sebagai peringatan. Ia menyebut sikap Wang kali ini sangat bermusuhan.
Cheng menambahkan, Taiwan tidak mempublikasikan insiden tersebut demi menghindari kesulitan bagi Jepang. Namun, peristiwa itu bukanlah rahasia karena disaksikan langsung oleh banyak tamu.
Selesai/IF