Takhayul bulan hantu Tionghoa yang ternyata turunkan angka kematian

23/08/2025 12:36(Diperbaharui 23/08/2025 13:00)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Oleh Muhammad Irfan, reporter staf CNA

Tepat hari Sabtu (23/8), yang dalam kalendar Tionghoa dihitung sebagai bulan ketujuh, menandai masuknya Bulan Hantu. Di waktu-waktu yang dipercaya menjadi momen arwah kelaparan datang ke dunia manusia ini, ada sejumlah pantangan yang ternyata berdampak pada penurunan tingkat kematian sekaligus kelahiran, menurut penelitian.

Pada dasarnya, bulan ketujuh dalam kalender Tionghoa diyakini sebagai ruang di mana gerbang alam baka terbuka dan para hantu bebas berkeliaran di dunia orang hidup. Pada tanggal 15 bulan ketujuh jatuh Festival Hantu, yang dalam Taoisme dikenal sebagai Festival Zhongyuan, dan dalam Buddhisme disebut Festival Ullambana, menurut riset yang diunggah di Taiwan Creative Content Agency (TAICCA).

Pada hari ini, masyarakat Taiwan menyiapkan jamuan di jalan untuk memberi makan para hantu kelaparan, atau disebut "saudara baik" (好兄弟) karena dianggap tidak sopan menyebut mereka langsung dengan sebutan "hantu", menurut riset tersebut.

Riset itu juga mengatakan, para "saudara baik" ini digambarkan memiliki tenggorokan tipis seperti jarum dan perut yang sangat besar, sehingga tak ada makanan yang cukup untuk memuaskan nafsu makan mereka.

Gambaran tentang hantu ini berasal dari kisah "Mulian Menyelamatkan Ibunya" (目連救母), di mana ibu Mulian berubah menjadi hantu kelaparan setelah meninggal akibat perbuatan buruknya. Mulian yang sedih berusaha menggunakan kekuatannya untuk mengirimkan makanan, namun santapan itu berubah menjadi abu begitu sampai di mulut sang ibu.

Akhirnya, Mulian memohon kepada Siddharta Gautama Buddha untuk menyelamatkan ibunya. Buddha kemudian mengajarkan Mulian untuk mempersembahkan makanan dan hadiah kepada para biksu serta wihara pada hari kelima belas bulan ketujuh dalam kalender lunar guna menyelesaikan karma ibunya. Tradisi inilah yang kemudian menjadi Festival Zhongyuan.

Pantangan

Sejumlah tabu diyakini sebagian masyarakat Taiwan sepanjang bulan ini dan biasanya diamini untuk menghindari nasib buruk atau kerugian terjadi. Pantangannya beragam, termasuk aktivitas sehari-hari yang dianggap tak baik dilakukan selama bulan ini.

Dilansir Taiwan Travel, pantangan tersebut di antaranya anjuran untuk tidak berenang dan jalan di dekat perairan terbuka karena ada roh air yang bisa menarik orang untuk membunuh mereka dan menggantikan posisi mereka di alam baka.

Sebaliknya, juga tidak disarankan untuk berada di pegunungan setelah matahari terbenam karena di pegunungan lebih cepat gelap dan suasana tetap lebih gelap, sehingga orang bisa lebih mudah ketakutan atau mengalami kecelakaan.

Selain itu, disarankan juga untuk tidak membeli barang seperti mobil hingga rumah karena dianggap bisa terus membawa sial selama dimiliki. Risiko ini dianggap terlalu besar, sehingga transaksi properti biasanya dihindari.

Dengan alasan yang sama, menikah di Bulan Hantu juga tidak disarankan karena dalam keyakinan sebagian orang Taiwan, tidak ada satu pun hari yang dianggap baik, karena setiap harinya dipenuhi roh jahat dan kesialan.

Pantangan lainnya adalah menjemur pakaian di malam hari karena konon roh suka menempel pada tempat atau benda yang dingin; berjalan-jalan di malam hari; bersiul saat malam karena dipercaya bisa mengundang roh penasaran, karena mereka mungkin mengira sedang dipanggil; dan memungut uang di jalan karena bisa jadi malah mendatangkan kesialan lebih besar daripada keuntungan yang didapat.

Membuka payung di dalam rumah juga menjadi tabu karena konon, roh tertarik kepada benda tersebut sebab mereka tidak menyukai cahaya. Selain itu, kata "payung" (傘, sǎn) terdengar sama dengan kata "bercerai-berai" (散, sàn) yang melambangkan kesialan, kerugian finansial, atau perpecahan keluarga.

(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Dampak pada kesehatan

Namun, di luar kepercayaan dan tabu tersebut riset empiris oleh peneliti Martin Halla, Chia-Lun Liu, dan Jin-Tan Liu pada 2019 dalam makalah "The Effect of Superstition on Health: Evidence from the Taiwanese Ghost Month" yang terbit di National Bureau of Economic Research, Cambridge menyatakan selama periode ini, yang diyakini meningkatkan kemungkinan terjadinya hal-hal buruk, ada penyesuaian signifikan dalam perilaku terkait kesehatan. 

Hal ini menyebabkan penurunan angka kematian, berkurangnya pemanfaatan layanan kesehatan, serta lebih sedikitnya jumlah kelahiran. Sementara dampak terhadap mortalitas merupakan efek nyata (quantum effect), dua penyesuaian terakhir lebih merupakan efek penjadwalan waktu (tempo effects).

Penjadwalan ulang pemanfaatan layanan kesehatan lebih sering terjadi di bulan ini dan penundaan berlangsung selama sebulan, sementara enyesuaian dalam fertilitas terutama dicapai melalui perubahan perilaku konsepsi, dan dalam skala lebih kecil melalui manipulasi waktu kelahiran, menurut riset tersebut.

Berdasarkan survei, sekitar 72 persen masyarakat Taiwan berpartisipasi dalam festival Bulan Hantu, dan sekitar 66 persen percaya bahwa hantu yang tidak diberi persembahan akan berkeliaran.

Dari tingkat partisipasi yang cukup tinggi ini, ada beberapa saluran potensial melalui mana Bulan Hantu yang dapat memengaruhi kesehatan, yang seluruhnya terkait dengan penyesuaian perilaku yang berhubungan dengan kesehatan., menurut penelitian.

Dalam penelitian itu disebutkan, penyesuaian yang paling efektif adalah pengendalian diri atau penghindaran dari aktivitas sosial maupun ekonomi tertentu. Bergantung pada sifat aktivitas tersebut, dampaknya terhadap kesehatan bisa positif maupun negatif.

Penghindaran aktivitas yang berisiko atau yang menimbulkan stres dapat memperbaiki kesehatan. Sebaliknya, penyesuaian dalam hal pemanfaatan layanan kesehatan bisa bersifat merugikan. Jika para penganut menghindari atau menunda layanan kesehatan (seperti operasi atau persalinan), kesehatan mereka bisa terancam.

Penyesuaian yang dilakukan mereka yang percaya juga dapat menimbulkan dampak tidak langsung (spillover effects) bagi orang lain, termasuk mereka yang tidak percaya pantangan Bulan Hantu. Karena, pasien lain bisa terdampak variasi tingkat keterisian rumah sakit akibat penundaan serentak selama sebulan, menurut riset.

Angka kematian turun 4 persen

Di sisi lain, analisis penelitian ini memberikan bukti bahwa Bulan Hantu memengaruhi mortalitas, waktu pemanfaatan layanan kesehatan, dan fertilitas. Selama bulan itu, angka kematian menurun sekitar 4 persen.

Karena tidak ada bukti bahwa kematian bergeser ke periode sebelum atau sesudah peristiwa tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa Bulan Hantu menyelamatkan sekitar 316 nyawa per tahun.

Secara rinci terdapat penurunan kematian akibat kecelakaan sekitar 8 persen. Efek ini lebih kuat pada kelompok usia muda, yang lebih kecil kemungkinannya meninggal karena tenggelam atau kecelakaan lalu lintas, menurut penelitian itu.

Kedua, terdapat penurunan kematian nonkecelakaan sekitar 3 persen, yang terutama terjadi pada orang berusia di atas 60 tahun, yang lebih kecil kemungkinannya meninggal karena penyakit serebro-kardiovaskular. Hal ini dapat dijelaskan dengan berkurangnya aktivitas secara umum serta tingkat stres yang lebih rendah, menurut riset.

Terkait pemanfaatan layanan kesehatan, para peneliti memperkirakan adanya penurunan angka rawat inap di rumah sakit selama Bulan Hantu sekitar 4 persen, yang sepenuhnya berasal dari kasus rawat inap dengan operasi yang turun 9 persen dan jauh lebih besar pada kondisi yang dapat ditunda hingga turun 20 persen.

Efek ini, menurut penelitian, setidaknya dalam skala besar merupakan efek penjadwalan waktu, karena para peneliti mengamati adanya peningkatan rawat inap segera sebelum dan setelah Bulan Hantu.

Pada saat yang sama, kelahiran secara signifikan lebih jarang terjadi selama Bulan Hantu turun 4 persen, tetapi meningkat tajam segera sebelum dan sesudahnya. Efek penjadwalan waktu ini terutama didorong penyesuaian dalam perilaku konsepsi, dan dalam skala jauh lebih kecil oleh manipulasi tanggal kelahiran, menurut riset.

Temuan ini, menurut ketiga peneliti, menunjukkan takhayul merupakan contoh penting dari rasionalitas terbatas (bounded rationality) pada agen ekonomi. Jenis kepercayaan semacam ini memiliki konsekuensi yang luas, tidak hanya pada perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, tetapi juga pada hasil kesehatan dan bahkan mortalitas, menurut mereka.

"Meskipun bukti kami didasarkan pada kasus spesifik terkait takhayul, temuan ini secara lebih umum menunjukkan adanya potensi manfaat dari memasukkan faktor emosional dan kultural dalam kebijakan kesehatan masyarakat," demikian disampaikan oleh tiga peneliti tersebut.

Selesai/JC

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.