Kunjungan ke Penghu, KDEI janji bantu siapkan musala untuk ABK

04/09/2025 20:09(Diperbaharui 04/09/2025 20:09)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Arif Sulistiyo, kepala KDEI (bertopi putih, tengah) berfoto bersama para ABK di Pelabuhan Perikanan Magong 3 Kabupaten Penghu. (Sumber Foto : KDEI)
Arif Sulistiyo, kepala KDEI (bertopi putih, tengah) berfoto bersama para ABK di Pelabuhan Perikanan Magong 3 Kabupaten Penghu. (Sumber Foto : KDEI)

Taipei, 4 Sep. (CNA) Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Arif Sulistiyo beserta jajarannya baru-baru ini mengunjungi anak buah kapal (ABK) migran di Kabupaten Penghu, di mana mereka mengunjungi tambak tiram, korban tabrakan kapal, dan berdialog di Pelabuhan Perikanan Magong.

Kunjungan ke tambak tiram 

Arif bersama jajaran pada 30 Agustus meninjau langsung kondisi pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja pada tambak tiram tepatnya di Caiyuan Leisure Fishery Farm Penghu, di mana rombongan disambut hangat para PMI yang bekerja berdampingan dengan tenaga kerja lokal, tulis rilis pers KDEI.

Menurut keterangan rilis pers tersebut, salah satu majikan menyampaikan keluhan terkait lamanya proses mendatangkan PMI dari Indonesia. Ia berharap mekanisme penempatan dapat dipermudah agar kebutuhan tenaga kerja yang cukup tinggi bisa segera terpenuhi.

Meski begitu, majikan tersebut mengaku puas dengan kinerja PMI yang dinilainya rajin dan sesuai dengan ekspektasi, menurut rilis pers.

Arif (belakang) berdialog bersama salah satu PMI di peternakan tiram. (Sumber Foto : KDEI)
Arif (belakang) berdialog bersama salah satu PMI di peternakan tiram. (Sumber Foto : KDEI)

Menanggapi hal itu, Arif menegaskan KDEI siap memfasilitasi kebutuhan majikan, termasuk melalui Special Placement Program to Taiwan (SP2T), skema yang memungkinkan penempatan PMI secara lebih cepat dan transparan tanpa melalui agensi maupun Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI), tulis keterangan tersebut.

Berdasarkan dialog bersama, para PMI juga menuturkan bahwa tidak ada kendala selama bekerja, menurut KDEI, menambahkan bahwa mereka yang bertugas untuk pembibitan tiram, panen, pengolahan hasil, memisahkan daging tiram dari kulit menggunakan alat khusus, hingga melakukan penyortiran dan pengelolaan limbah cangkang terlihat sangat antusias dalam bekerja.

Kunjungi 3 korban tabrakan kapal 

Arif juga menyempatkan diri bersilaturahmi sekaligus menjenguk tiga ABK yang sebelumnya diberitakan menjadi korban tabrakan kapal. Pertemuan berlangsung di kantor Direktorat Jenderal Penjaga Pantai (CGA) di Penghu.

Meski singkat, pertemuan tersebut penting mengingat para ABK harus segera kembali berlayar, tulis keterangan tersebut.

Insiden tabrakan terjadi pada 24 Agustus ketika sebuah kapal yang dipimpin satu kapten Taiwan dan tiga ABK Indonesia diduga ditabrak perahu penangkap ikan lain di perairan 46 mil laut barat daya Cimei.

Menurut CGA, pihaknya pada saat itu segera memberikan pengawalan, memfasilitasi komunikasi, serta memastikan adanya kompensasi sebagai ganti rugi atas kerusakan, tulis keterangan KDEI.

Kepala KDEI Taipei berdialog bersama tiga korban ABK tabrakan kapal di Penghu. (Sumber Foto : KDEI)
Kepala KDEI Taipei berdialog bersama tiga korban ABK tabrakan kapal di Penghu. (Sumber Foto : KDEI)

Dalam dialog singkat, para ABK menyampaikan kondisi mereka baik-baik saja dan siap kembali bekerja. "Kapal kami tidak rusak parah dan sudah selesai diperbaiki, jadi sebentar lagi kami akan kembali berlayar," ungkap salah satunya yang turut didampingi majikannya.

KDEI janji siapkan musala di pelabuhan Magong lainnya

Di sisi lain, Arif dan jajarannya, bersama perwakilan Direktorat Jenderal Perikanan (FA), Biro Pertanian dan Perikanan Penghu, serta Asosiasi Perikanan Distrik Penghu, juga mengunjungi Pelabuhan Perikanan Magong 3, yang menjadi salah satu pusat aktivitas perikanan dengan sekitar 300 ABK Indonesia, tulis rilis pers KDEI.

Dalam kunjungan, tampak sejumlah ABK tengah memperbaiki jaring, sementara sebagian lainnya menunggu jadwal keberangkatan, kata KDEI.

Dalam waktu dekat, pelabuhan tersebut akan difasilitasi dengan kontainer serbaguna yang difungsikan sebagai musala sekaligus tempat berkumpul bagi PMI, dan akan ditempatkan persis di area sekitar pelabuhan agar mudah diakses pekerja, tulis pernyataan tersebut. 

Kepala KDEI (tengah, bertopi putih) berfoto di depan tempat peristirahatan ABK. (Sumber Foto : KDEI).
Kepala KDEI (tengah, bertopi putih) berfoto di depan tempat peristirahatan ABK. (Sumber Foto : KDEI).

Rombongan KDEI sebelumnya juga meninjau fasilitas layanan yang sudah ada di Pelabuhan Perikanan Magong yang lainnya, yang sudah dilengkapi dengan musala dan akses komputer.

Namun, fasilitas itu hanya beroperasi pada hari kerja hingga pukul 5 sore, sehingga belum sepenuhnya menjawab kebutuhan ABK yang memiliki jam kerja tidak menentu, tulis keterangan tersebut.

"Yang paling penting bagi PMI bukanlah kemewahan, melainkan adanya musala, tempat berkumpul, serta fasilitas MCK (mandi cuci kakus) yang dapat diakses 24 jam. Fasilitas serupa juga telah tersedia di beberapa pelabuhan perikanan lainnya di Taiwan, seperti di Aodi dan Shenao," ujar Arif.

Di sela-sela dialog bersama ABK, KDEI juga berjanji akan mengupayakan pendirian musala di pelabuhan lain untuk diusulkan kepada otoritas Taiwan. Para ABK menyambut baik rencana tersebut karena dapat memberikan ruang ibadah sekaligus sarana kegiatan positif di tengah aktivitas kerja mereka, menurut rilis pers.

(Oleh Miralux)

Selesai/JC

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.