Taipei, 6 Sep. (CNA) Pada usia 98 tahun, “Kakek Sapu” Chang Shui (張水) masih bisa ditemui memanggul sapu buatan tangan di bahunya, berjalan berkeliling di Kabupaten Taitung, Taiwan tenggara, sambil berseru dengan nada khas yang sudah melekat padanya.
Lebih dari enam dekade, tangan kuatnya telah merangkai rumput gunung dan rotan menjadi sapu yang kokoh—alat yang bukan hanya menyapu debu, tetapi juga menyimpan kehangatan hubungan manusia dan warisan hidup tradisi rakyat Taiwan.
Chang, yang akrab dikenal sebagai "Kakek Chang Penjual Sapu," dulunya menjual produknya ke seluruh Taiwan. Saat ini, ia lebih sering tinggal di kabupaten Taiwan timur itu, di mana warga lokal dengan antusias melacak keberadaannya di media sosial dan bergegas membeli sapunya sebelum habis terjual.
Meski sering mengatakan bahwa setiap kali akan menjadi yang terakhir, Chang selalu kembali ke jalan untuk menjajakan sapu-sapunya.
Sapu khasnya diikat dengan rumput harimau dan rotan, membutuhkan kekuatan pergelangan tangan yang luar biasa untuk mengikat dengan erat.
"Kalau ikatannya tidak kencang, sapu akan longgar setelah beberapa kali disapu dan tidak ada yang mau membelinya," kata Chang dengan bangga. "Sapu saya bisa bertahan lima tahun. Orang-orang percaya pada saya. Ada yang bahkan membeli lebih dari 100 buah."
Karya Chang melayani lebih dari sekadar kebutuhan rumah tangga. Selama festival terkenal "Dewa Han Dan" di Taitung, sapunya diayunkan di antara "langit dan bumi" saat hujan petasan, sehingga mendapat julukan "tiandi sao" (sapu langit-dan-bumi).
Para penganut percaya sapu yang telah diberkati dalam ritual itu memiliki kekuatan melindungi dari mara bahaya. Versi kecilnya, disebut “sapu keberuntungan,” dipasang di rumah, kuil, hingga rumah-rumah masyarakat adat sebagai jimat berkah dan perlindungan.
Bagi warga lama, melihat Chang di jalan adalah tradisi yang penuh makna.
"Punggungnya setegak sapu yang ia jual," kata Cheng Kuo-cheng (鄭國正), seorang sejarawan lokal dari Kecamatan Chenggong. "Bertemu dengannya lebih dari sekadar transaksi. Ini tentang berbagi berkah, kenangan, dan kehangatan manusia."
Para pembeli pun tak pernah keberatan meski Chang berulang kali berkata “ini stok terakhir” namun tetap kembali berjualan.
"Saya selalu membeli lima atau enam sekaligus," tawa Ibu Lee, pelanggan lama. "Dia sudah bertahun-tahun bilang akan pensiun, tapi saya senang 'tertipu.' Itu berarti dia masih sehat, dan kami masih bisa mendapatkan sapu luar biasanya."
Selesai/IF