Taipei, 4 Sep. (CNA) Seorang dokter dari Taipei Veterans General Hospital (TVGH) dituntut oleh kejaksaan pada Kamis (4/9) karena bersekongkol dengan produsen alat medis untuk menagih TVGH atas pembelian fiktif, dengan mereka bersama-sama menipu rumah sakit tersebut hampir NT$30 juta (Rp16,06 miliar).
Menurut tuntutan dari Kantor Kejaksaan Distrik Shilin, dokter tersebut, bermarga Cheng (鄭), mengawasi urusan administrasi di Pusat Regenerasi Saraf TVGH, dan juga merupakan profesor di National Yang Ming Chiao Tung University.
Antara tahun 2002 dan 2023, kejaksaan mengatakan, Cheng menginstruksikan seorang ilmuwan laboratorium, bermarga Chang (張), untuk membuat kontrak pengadaan fiktif dengan sepasang suami istri, bermarga Yu (余) dan Chu (朱), yang menjalankan sebuah perusahaan alat medis.
Untuk pembelian dalam jumlah kecil, Cheng dan Chang akan membengkakkan tagihan dengan barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan atau tidak berniat untuk diterima.
Perusahaan Yu dan Chu akan mematuhi dengan memberikan struk tetapi tidak mengirimkan barang-barang tersebut. Cheng dan Chang kemudian secara palsu mengklaim telah menerima barang-barang itu, sementara semua tersangka membagi dana yang dicairkan oleh rumah sakit, menurut tuntutan tersebut.
Kejaksaan mengatakan Cheng dan Chang juga ikut campur untuk membantu perusahaan memenangkan kontrak-kontrak jangka panjang, memberikan peluang tambahan untuk penipuan.
Secara total, para tersangka mengajukan setidaknya 38 klaim pengadaan fiktif, menipu rumah sakit sebesar NT$28,11 juta, menurut tuntutan tersebut.
Dengan teknik serupa, Cheng dan Chang juga menggelapkan dana penelitian sebesar NT$5,65 juta dari Dewan Sains dan Teknologi Nasional, menurut tuntutan tersebut.
Kejaksaan memperkirakan bahwa Cheng dan Chang menggunakan setidaknya NT$6,39 juta dari dana ilegal tersebut untuk membayar tagihan kartu kredit, serta membelanjakan uang itu untuk kendaraan, saham, polis asuransi, belanja, dan perjalanan.
Kegiatan penipuan ini akhirnya terungkap setelah seorang sumber di dalam rumah sakit memberi tahu Badan Anti-Korupsi Kementerian Kehakiman, yang kemudian meneruskan kasus ini ke kejaksaan Shilin untuk diselidiki.
Dalam tuntutan Kamis, kejaksaan menuntut para tersangka dengan tuduhan termasuk penipuan berat berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, pelanggaran Undang-Undang Anti-Korupsi, dan menyebabkan pejabat publik membuat entri palsu dalam dokumen resmi.
Tuntutan tersebut mencatat bahwa Chang, Yu, dan Chu semuanya mengakui kejahatan mereka selama pemeriksaan, dan Chang secara sukarela mengembalikan hasil kejahatannya.
Selesai/ML