Taipei, 4 Juli (CNA) Sekelompok warga setempat menggelar unjuk rasa di Kabupaten Pingtung pada Kamis (3/7) untuk menentang referendum publik yang dapat menyebabkan pengaktifan kembali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Maanshan.
Dengan membawa spanduk di luar Dewan Kabupaten Pingtung, lebih dari 20 orang dari berbagai profesi mengkritik partai-partai oposisi, Kuomintang dan Partai Rakyat Taiwan, karena mengusulkan referendum tanpa berkonsultasi dengan warga setempat.
Chiang Kuo-liang (江國樑), ketua kehormatan Asosiasi Pengembangan Budaya dan Pendidikan Pingtung, mengatakan bahwa PLTN tersebut -- yang beroperasi selama 40 tahun sebelum ditutup pada Mei -- terletak di atas jalur patahan seismik.
Pada saat itu, keselamatan pembangkit tersebut bergantung pada "Berkat para dewa," kata Chiang dengan nada sarkastik.
Lin Ya-wen (林雅文), seorang rektor perguruan tinggi komunitas, berpendapat bahwa peralatan pembangkit yang sudah tua, ketahanan terhadap gempa, dan pembuangan limbah nuklir adalah isu-isu penting yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
Mengutip bencana nuklir Fukushima di Jepang, Weng Chen-hsia (翁禎霞), pendiri sebuah toko buku di Pingtung, mengatakan insiden semacam itu dapat memengaruhi generasi mendatang.
"Isu energi adalah masalah yang rumit yang memerlukan perhatian segera dan tidak seharusnya diputuskan melalui referendum yang terburu-buru," kata Weng.
Menurut Komisi Pemilihan Umum Pusat Taiwan, lima forum publik akan diadakan mulai 7 Agustus untuk membahas proposal menghidupkan kembali PLTN Maanshan, sebelum referendum publik yang dijadwalkan pada 23 Agustus.
Selesai/JC