Taipei, 3 Juli (CNA) Kementerian Urusan Ekonomi (MOEA) telah membentuk satuan tugas untuk membantu usaha kecil dan menengah (UKM) Taiwan menghadapi risiko kerugian nilai tukar di tengah fluktuasi terbaru nilai tukar dolar Taiwan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), kata seorang pejabat senior MOEA pada Rabu (2/7).
Wakil Menteri Ekonomi Ho Chin-tsang (何晉滄) mengatakan dalam konferensi pers bahwa terdapat 46.000 UKM berorientasi ekspor di Taiwan, yang toleransi risikonya lebih rendah dibandingkan perusahaan besar.
Sebagian besar UKM berada di sektor manufaktur, dan 80 persen dari mereka menetapkan harga dalam dolar AS, ujarnya.
Sembilan industri yang paling terdampak oleh fluktuasi nilai tukar yang diidentifikasi MOEA meliputi industri produk logam, mesin perkakas, mesin, tekstil, produk makanan, karet dan plastik, komponen mobil, komponen elektronik, serta industri informasi dan komunikasi.
Direktorat Jenderal Usaha Kecil dan Menengah serta Perusahaan Rintisan (SMESA) MOEA akan bertindak sebagai penasihat bagi satuan tugas lintas lembaga tersebut, yang akan mengoordinasikan upaya dan tetap memperbarui informasi terkait fluktuasi nilai tukar, memberikan panduan peningkatan industri, serta mendukung pemasaran luar negeri, kata Ho.
Satuan tugas ini juga akan meningkatkan kesadaran tentang alat lindung nilai, termasuk opsi valuta asing, lindung nilai alami, dan transaksi valuta berjangka, tambahnya.
Kelompok ini akan mengingatkan UKM untuk merencanakan strategi lindung nilai, karena fluktuasi pasar diperkirakan akan terus berlanjut setelah tarif resiprokal AS resmi diberlakukan, ujarnya.
Direktur Jenderal SMESA GJ Lee (李冠志) mengatakan bahwa bank-bank milik negara akan membuat bagian layanan di situs web mereka untuk menampilkan produk lindung nilai yang disebutkan di atas dan membantu pelaku usaha membelinya dengan biaya lebih rendah, sehingga dapat mengurangi risiko mereka, sekaligus menyederhanakan prosedur pembelian.
Terkait penyederhanaan prosedur, Lee mengatakan bahwa MOEA akan segera berkoordinasi dengan lembaga pengawas terkait seperti Komisi Pengawas Keuangan.
Kementerian juga menyediakan langkah dukungan keuangan bagi UKM, termasuk pembiayaan untuk diversifikasi proyek, program penjaminan kredit preferensial untuk pembiayaan ekspor, dan pembiayaan proyek stimulus, guna meringankan tekanan pendanaan, kata Lee.
Selesai/IF