Taipei, 2 Juli (CNA) Untuk pertama kalinya, orang-orang yang berbelanja di supermarket atau toko serba ada di desa, kelurahan, dan distrik di seluruh Taiwan akan diwajibkan pergi ke tempat perlindungan serangan udara atau ruang bawah tanah terdekat selama latihan serangan udara nasional dari 15-18 Juli, kata seorang pejabat pertahanan pada Selasa (2/7).
Latihan serangan udara yang sebelumnya dikenal sebagai latihan Wan An ini kini menjadi bagian dari "Latihan Ketahanan Perkotaan", yang juga menggabungkan latihan pencegahan dan penyelamatan bencana Min An dan telah dilaksanakan secara bertahap sejak April.
Setiap pemerintah daerah telah menunjuk tiga kota kecil atau distrik sebagai "zona verifikasi utama" untuk latihan serangan udara, kata Chu Sen-tsuen (朱森村), Direktur Jenderal Mobilisasi Pertahanan Total, dalam konferensi pers di Kementerian Pertahanan Nasional.
Sebagai contoh, di Taipei, zona tersebut adalah distrik Zhongshan, Songshan, dan Zhongzheng.
"Di zona verifikasi utama, pemerintah daerah harus memastikan masyarakat menggunakan tempat perlindungan serangan udara, dengan penekanan pada transportasi umum, tempat berbelanja, lembaga, dan institusi," kata Chu.
"Toko-toko di zona verifikasi utama tahun ini -- misalnya, Carrefour atau RT Mart -- harus membimbing pelanggan ke ruangan bawah tanah (rubanah). Toko yang tidak memiliki rubanah harus membimbing pelanggan ke rubanah terdekat atau tempat lain yang secara struktural aman," kata Chu kepada wartawan setelah konferensi pers.
Ketika ditanya apakah toko serba ada juga harus membantu pelanggan untuk berlindung, Chu mengatakan mereka harus melakukannya.
Ini menandai perubahan dari latihan Wan An sebelumnya, di mana pejalan kaki sering masuk ke toko serba ada terdekat saat sirene berbunyi tanpa mengambil tindakan pencegahan lebih lanjut.
"Perlu dicatat bahwa aktivitas komersial di toko-toko di zona verifikasi utama akan dihentikan sementara," tambah Chu.
Staf, pemilik, atau, jika ada, "tim pertahanan sipil" di pasar atau toko harus bertanggung jawab untuk mengevakuasi dan membimbing pelanggan ke tempat yang aman, katanya.
Meskipun rencana evakuasi seperti itu telah diterapkan pada latihan sebelumnya, latihan mendatang ini akan menjadi pertama kalinya rencana tersebut ditegakkan dan diuji, katanya.
Orang yang menolak mengikuti arahan untuk evakuasi dapat dikenai denda sebesar NT$30.000 (Rp16,744 juta) hingga NT$150.000 berdasarkan Undang-Undang Pertahanan Sipil, katanya.
Selesai/JA