Taipei, 4 Juli (CNA) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (NHRC) Taiwan mengatakan mereka hari Kamis (3/7) menerima kunjungan sejumlah mahasiswa dan profesor Stanford University, di mana mereka berdiskusi tentang hak dan kesejahteraan pekerja migran serta perhatian kemanusiaan dan dukungan bagi anak buah kapal (ABK) asing.
Wakil Ketua NHRC Wang Yu-ling (王幼玲) menjelaskan bahwa sejak berdiri pada 2020, komisinya selalu memprioritaskan isu hak asasi manusia (HAM) pekerja migran, khususnya mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan telah mengeluarkan tiga laporan proyek terkait, menurut rilis pers institusi tersebut.
Larry Diamond, profesor Hoover Institution Stanford yang telah berulang kali mengunjungi Taiwan sejak 1990-an, mengatakan bahwa mahasiswa dalam rombongan berharap pertukaran ini dapat memperdalam pemahaman mereka mengenai isu-isu HAM, menurut rilis pers.
Dalam proses diskusi, rombongan mahasiswa mengajukan pertanyaan aktif terkait masalah perdagangan manusia, eksploitasi tenaga kerja lintas negara, dan biaya agensi tenaga kerja, menurut rilis pers.
Anggota Yuan Kontrol Wang Mei-yu (王美玉) menyampaikan bahwa sebagian pemilik kapal, untuk menekan biaya operasional, mendaftarkan kapal mereka di negara-negara dengan regulasi yang lebih longgar, yang memunculkan fenomena kapal berbendera kemudahan.
Hal ini merupakan tantangan penting dalam perlindungan hak asasi ABK yang masih perlu ditangani, menurut anggota lembaga pengawas tertinggi pemerintah Taiwan tersebut.
Komisioner NHRC Chi Hui-jung (紀惠容) menyinggung bahwa baru-baru ini masyarakat sipil Taiwan mengkampanyekan agar kapal perikanan jarak jauh dipasang Wi-Fi demi memperbaiki hak komunikasi bagi ABK migran.
Meskipun Direktorat Jenderal Perikanan Taiwan telah meluncurkan program subsidi untuk mendorong pemasangan Wi-Fi di kapal agar dapat digunakan para pekerja, saat ini proporsi yang sudah melakukannya masih rendah, kata Chi.
Ia menambahkan bahwa NHRC sangat memerhatikan kondisi ABK migran terkait pembayaran gaji langsung dan kelancaran saluran pengaduan, serta berharap agar area abu-abu kapal berbendera kemudahan dapat segera dihilangkan.
Wang Yu-ling menyatakan bahwa dirinya tertarik dengan pertanyaan mahasiswa mengenai bagaimana melihat masalah eksploitasi tenaga kerja dalam kerangka ekonomi dunia. Dari sudut pandang pembagian kerja ekonomi global, industri cenderung berpindah ke negara dengan biaya rendah, ujarnya.
Seiring Taiwan mulai banyak mendatangkan pekerja migran setelah masa bonus demografi berakhir, penting untuk membedakan apakah yang dibutuhkan adalah kekurangan tenaga kerja atau justru pekerja murah, tambahnya.
Untuk menanggulangi eksploitasi tenaga kerja secara efektif, pekerja harus terlebih dahulu mengetahui saluran pengaduan, dan kasus perdagangan manusia harus dihadapkan pada tanggung jawab pidana, dengan harapan aparat penegak hukum dapat lebih peka dalam mendefinisikan kerja paksa, menurutnya.
Rombongan kunjungan ini terdiri dari 16 mahasiswa pascasarjana dan sarjana dari berbagai bidang yang tergabung dalam "Stanford University Bing Overseas Studies Program". Mereka dipimpin Diamond dan rekannya Kharis Templeman serta didampingi Sekretaris Jenderal Yilan Migrant Fishermen Union, Allison Lee (李麗華).
(Oleh Kao Hua-chien dan Jason Cahyadi)
Selesai/IF