Taipei, 3 Juli (CNA) Komisi Perdagangan Adil (FTC) Taiwan, Rabu (2/7) menyetujui penggabungan usaha Walsin Lihwa Corp. dan Mimosa International Limited di PT Walsin Everising Specialty Steel Indonesia (WESSI), menyebutnya bermanfaat bagi kepentingan ekonomi secara keseluruhan dan dapat memperkuat daya saing internasional pelaku usaha.
Anak perusahaan asal Taiwan Walsin Lihwa yang berbasis di Singapura, Walsin Singapore Pte. Ltd. (Walsin SG) berencana menambah investasi pada WESSI serta akan bersama-sama dengan Mimosa dalam mengelola dan mengendalikan operasional dan pengangkatan personelnya.
Karena nilai dan skala penggabungan usaha ini telah memenuhi ambang batas pelaporan, sesuai hukum, mereka diwajibkan untuk mengajukan laporan penggabungan kepada otoritas Taiwan.
Baca juga: Anak perusahaan Walsin Lihwa Taiwan berencana bangun pabrik di Indonesia
FTC setelah mengadakan rapat hari Rabu menyatakan bahwa Walsin Lihwa dan WESSI sama-sama memproduksi dan menjual kawat baja tahan karat, sehingga memiliki hubungan kompetisi horizontal.
Selain itu, Walsin Lihwa juga memproduksi stok batangan tahan karat, yang merupakan bahan baku untuk produk WESSI, sehingga ada potensi hubungan pasokan vertikal, kata komisi tersebut.
Namun, menurut FTC, pengaruh WESSI terhadap pasar Taiwan minim, seiring perusahaan tersebut baru didirikan tahun lalu di Indonesia dan belum punya kapasitas produksi, sementara memiliki fokus utama di pasar Asia Tenggara dan Selatan dan tidak punya kegiatan usaha di Taiwan.
FTC menyimpulkan bahwa setelah penggabungan, bisnis stok batangan dan kawat baja tahan karat Walsin Lihwa yang sudah ada tidak akan terpengaruh, dan perusahaan tetap harus bersaing dengan pelaku usaha domestik dan asing di Taiwan.
Dengan kata lain, kata komisi tersebut, penggabungan ini tidak akan memengaruhi struktur pasar Taiwan untuk produk terkait, dan tidak akan menimbulkan efek pembatasan persaingan.
FTC menambahkan bahwa setelah penggabungan, Walsin Lihwa dapat memperluas pasar ke Asia Tenggara dan Selatan sebagai bagian dari strategi ekspansi globalnya, yang pada akhirnya akan memperkuat daya saing internasional.
Dengan mempertimbangkan semua faktor, kata komisi tersebut, mereka memutuskan untuk tidak melarang penggabungan ini.
Sebelumnya, juru bicara Walsin Lihwa David Wen (文德誠) pada November tahun lalu mengatakan Walsin SG berencana meningkatkan investasi sebesar sekitar US$9,15 juta (Rp294 miliar) di WESSI dan, bersama Mimosa, berencana membangun pabrik baja tahan karat di Kawasan Industri Morowali.
Pabrik ini akan memproduksi kawat baja tahan karat seri 300, dengan estimasi kapasitas produksi 300.000 ton per tahun, dan akan menargetkan pasar Asia Tenggara dan Selatan, kata Wen saat itu.
(Oleh Pan Tzu-yu dan Jason Cahyadi)
Selesai/IF