Kaohsiung, 7 Feb. (CNA) Pengadilan Distrik Kaohsiung Jumat (7/2) menyetujui penahanan seorang pria berusia 73 tahun atas pembunuhan dan mutilasi seorang wanita berusia 71 tahun yang diyakini menjadi bagian dari aksi pembunuhan berantai.
Menurut kejaksaan Kaohsiung, tersangka, yang bermarga Chang (張), ditangkap pada Rabu malam sehubungan dengan kematian seorang wanita yang bermarga Chao (趙).
Penyidik TKP mengumpulkan bukti di rumah Chang di Kaohsiung, yang membuat ahli forensik menemukan dua sampel darah lainnya di atas milik Chao.
Setelah merujuk laporan orang hilang, otoritas Kaohsiung mengatakan mereka percaya Chang mungkin telah membunuh setidaknya dua wanita lainnya selain Chao antara Desember tahun lalu dan bulan ini.
Dalam kasus awal, Chao dilaporkan hilang oleh keluarganya pada Senin pagi.
Rekaman pengawasan yang diambil kepolisian kemudian mengungkapkan bahwa Chao memberi Chang tumpangan dengan skuternya sekitar pukul 6 sore Minggu ke tempat tinggal Chao dimana ia terakhir kali terlihat.
Kamera menunjukkan Chang meninggalkan tempat tinggalnya 12 kali antara pukul 6 pagi dan 10 pagi pada Senin, membawa tas plastik hitam dalam lima kesempatan itu.
Menurut kejaksaan, ahli forensik menemukan bukti biologis di tempat Chang seperti percikan darah yang mendorong pihak berwenang untuk mencurigai pria berusia 73 tahun itu melakukan pembunuhan.
Komisaris Lin Yen-tien (林炎田) dari Departemen Kepolisian Kota Kaohsiung mengatakan pada Jumat sore bahwa DNA dari sisa-sisa perempuan yang ditemukan Kamis di sungai yang mereka lacak melalui pengawasan cocok dengan sampel darah Chao yang dikumpulkan di tempat Chang.
Otoritas mengatakan karena motif Chang, kepolisian memutuskan untuk melakukan penyidikan terhadap kasus orang hilang untuk mencoba keberuntungan mereka dalam mengidentifikasi dua sampel DNA lainnya yang dikumpulkan.
Kemudian ditemukan bahwa seorang wanita berusia 75 tahun yang bermarga Chang, yang tidak ada hubungannya dengan tersangka, yang dilaporkan hilang pada 27 Januari, telah muncul di kamera pengawasan dengan tersangka pada 17 Januari.
Lin mengatakan pencocokan DNA mengkonfirmasi bahwa salah satu sampel darah di dalam rumah tersangka adalah milik wanita Chang.
Pada sampel DNA ketiga, Lin mengatakan kemungkinan besar milik seorang wanita berusia 75 tahun yang bermarga Huang (黃), ipar dari tersangka yang dilaporkan hilang oleh keluarganya pada 15 Desember tahun lalu.
Menurut kejaksaan, tersangka Chang dulunya tinggal bersama kakak laki-lakinya dan Huang.
Setelah kematian kakak laki-lakinya tahun lalu, Huang kemudian pindah tinggal bersama anak-anaknya dan Chang tinggal sendirian.
Sampel DNA yang disediakan oleh kerabat Huang menunjukkan bahwa ia kemungkinan besar adalah korban ketiga, kata Lin.
Kepolisian mengatakan tersangka pernah bertugas di militer di masa mudanya dan sempat diberi hukuman seumur hidup oleh pengadilan militer karena pelecehan seksual.
Selesai/JC