Taipei, 5 Nov. (CNA) Sejumlah warga Kota Taipei telah meminta pemerintah mempertimbangkan kembali rencananya untuk merobohkan jembatan penyeberangan pejalan kaki yang berusia empat dekade yang terletak di dekat Taman Hutan Daan.
Struktur beton dan baja berusia 42 tahun tersebut, yang berfungsi sebagai jalan layang untuk pejalan kaki di atas persimpangan Jalan Heping dan Jalan Xinsheng, ditutup pada Selasa (5/11) dalam persiapan untuk pekerjaan pembongkaran yang dijadwalkan selesai pada akhir November.
Namun, dalam beberapa hari terakhir, warga setempat telah memprotes rencana penghancuran jembatan penyeberangan yang lebih dikenal secara puitis sebagai "jembatan langit" dalam bahasa Mandarin.
"Jembatan ini membawa memori kolektif komunitas," kata Bapak Chuang (莊), seorang warga setempat yang sering menyeberanginya bersama anak-anaknya untuk mengantar mereka ke sekolah lebih dari 20 tahun yang lalu.
"Sikap pemerintah yang menghancurkan tanpa mendengarkan pendapat orang menunjukkan kurangnya koneksi dengan kota dan pengabaian yang arogan terhadap budaya," kata Chuang.
"Sebagian besar warga, termasuk saya, berharap untuk menjaga jembatan," kata Huang Shih-chuan (黃世詮), Ketua RT setempat. "Memisahkan pejalan kaki dari kendaraan adalah cara yang paling aman."
Terletak sekitar 500 meter dari National Taiwan Normal University (NTNU) di sudut barat daya Taman Hutan Daan, jembatan langit abu-abu ini memungkinkan pejalan kaki untuk berjalan di atas persimpangan jalur yang sibuk selama lebih dari empat dekade.
Pemerintah Kota Taipei mengumumkan rencananya untuk merobohkan jembatan ini sejak Oktober lalu.
Menurut Kantor Konstruksi Baru kota tersebut, kebijakan saat ini berencana untuk secara bertahap mengganti semua jembatan penyeberangan pejalan kaki di kota untuk meningkatkan visibilitas bagi pejalan kaki dan pengemudi, serta menciptakan lebih banyak ruang di trotoar.
Seiring bertambahnya usia rata-rata penduduk kota, penyeberangan di permukaan tanah juga dianggap oleh perencana kota sebagai lebih aman dan nyaman daripada jembatan.
Departemen Transportasi setuju dengan Kantor Konstruksi Baru, mengomentari bahwa "Penempatan kolom saat ini di persimpangan menghalangi kendaraan yang belok kanan agar bisa melihat pejalan kaki dengan jelas."
Mengacu pada jembatan penyeberangan pejalan kaki yang berdiri di persimpangan Jalan Xinyi dan Jalan Keelung, biro tersebut mengatakan kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan yang belok kanan telah berkurang sebesar 60 persen satu tahun setelah jembatan tersebut ditiadakan.
Banyak warga yang ingin melestarikan jembatan, namun merasa bahwa pemerintah tidak mempertimbangkan pandangan mereka.
Lin Wen-chun (林玟君), seorang pengorganisir grup protes yang telah menggunakan seni dan spanduk slogan untuk menggalang dukungan untuk menjaga jembatan tetap terbuka, mengatakan bahwa pihak berwenang gagal menjelaskan kebutuhan dari rencana pembongkaran.
"Ada 13 jembatan langit yang berusia lebih dari 40 tahun yang masih digunakan di Kota Taipei," kata Lin, menambahkan bahwa yang tertua sudah beroperasi selama 55 tahun.
"Laporan perusahaan inspeksi tidak menunjukkan masalah keamanan struktural, tetapi pemerintah kota tetap memutuskan untuk merobohkannya," katanya, menambahkan bahwa dia berpikir Kantor Konstruksi Baru harus memberikan alasan ilmiah untuk keputusan tersebut.
Tekanan masyarakat untuk menjaga jembatan tersebut bahkan telah sampai ke Wali Kota Taipei, Chiang Wan-an (蔣萬安), yang mengatakan kepada wartawan pada Senin bahwa dia akan meminta Departemen Transportasi, Departemen Pekerjaan Umum, dan Kantor Konstruksi Baru untuk terus berkomunikasi tentang masalah ini.
Dalam beberapa hari terakhir, banyak warga yang telah mengunjungi persimpangan Jalan Heping dan Jalan Xinsheng untuk mengucapkan selamat tinggal kepada "jembatan langit" yang mungkin segera hilang dari pemandangan perkotaan.
"Dalam hal kenangan, tentu saja saya berharap untuk melestarikannya," kata Bapak Ouyang (歐陽), seorang warga setempat yang mengunjungi jembatan bersama keluarganya untuk melihatnya, mungkin untuk terakhir kalinya, pada Minggu. "Tetapi jika itu untuk pengembangan perkotaan, kita harus menghormati pandangan warga sekitar."
Selesai/JC