KDEI Taipei kunjungi lima PMI terdampak Taifun Ragasa

06/10/2025 13:19(Diperbaharui 06/10/2025 13:19)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Kepala KDEI Taipei Arif Sulistiyo (baju merah) mengunjungi Desa Guangfu di Hualien yang terdampak banjir bandang pasca Taifun Ragasa. (Sumber Foto: KDEI Taipei)
Kepala KDEI Taipei Arif Sulistiyo (baju merah) mengunjungi Desa Guangfu di Hualien yang terdampak banjir bandang pasca Taifun Ragasa. (Sumber Foto: KDEI Taipei)

Taipei, 6 Okt. (CNA) Kepala Kantor Dagang dan Ekonoi Indonesia (KDEI) Taipei Arif Sulistiyo, didampingi Analis Bidang Tenaga Kerja, Kadir dan Jason, dari Rerum Novarum, melakukan kunjungan kemanusiaan ke lima Pekerja Migran Indonesia (PMI) di kawasan Guangfu, Hualien, yang terdampak langsung bencana Taifun Ragasa, kata siaran pers KDEI.

Perjalanan menuju Hualien ditempuh menggunakan kereta cepat dari Taipei Main Station, melintasi jalur pesisir timur Taiwan yang kini ramai oleh para relawan yang hendak membantu proses pemulihan pasca bencana, kata KDEI.

Setibanya di sana, rombongan KDEI Taipei disambut oleh perwakilan Direktorat Jenderal Pengembangan Tenaga Kerja Hualien dan langsung bergerak menuju lokasi para PMI yang terdampak banjir besar akibat terjangan Taifun Ragasa pada 23 September 2025 lalu.

Dalam kejadian tersebut, sebagian PMI kehilangan telepon genggam, uang tunai, dan dokumen pribadi. Kunjungan pertama dilakukan ke dua PMI, Linda Lisdiani yang telah tujuh tahun bekerja di Taiwan dan Vani yang baru tujuh bulan bekerja. Keduanya sementara ditampung di sebuah fasilitas akomodasi, kata KDEI.

Terkini, dikabarkan keduanya dalam kondisi baik, dengan dokumen aman. KDEI Taipei pun menyerahkan bingkisan bantuan dari donatur berupa alat komunikasi, pakaian, dan minyak kayu putih sebagai bentuk kepedulian dan dukungan moral.

Kunjungan berikutnya dilakukan ke Dede Suprihatin, PMI yang baru dua bulan bekerja di Taiwan. Dede menuturkan kisah heroiknya menyelamatkan pasien lansia yang dijaganya hingga terendam air sebelum akhirnya dievakuasi oleh tim pencari. Meski kehilangan sebagian uang hasil kerja keras dan ponselnya, semangatnya tetap tegar. KDEI Taipei memberikan alat komunikasi pengganti, santunan kebutuhan harian, serta berkoordinasi dengan agensi untuk membantu pengurusan dokumen yang hilang.

Tim kemudian menemui Sundari, seorang PMI senior yang telah bekerja selama 17 tahun di Taiwan dan kini berstatus sebagai pekerja teknis tingkat menengah, serta Tri Lestari yang baru delapan bulan bekerja di Taiwan, kata KDEI.

Sundari saat ini tinggal di tempat penampungan, sedangkan Tri Lestari masih tinggal di rumah majikannya. Keduanya dalam kondisi baik dan seluruh dokumen penting mereka dinyatakan aman. Sebagai bentuk kepedulian, KDEI Taipei turut menyerahkan santunan kepada keduanya untuk membantu kebutuhan pascabencana.

Arif menyebut bagi PMI, Taiwan adalah rumah kedua, di mana mereka tidak hanya bekerja mencari nafkah, tetapi juga menjadi bagian dari masyarakat yang aktif membantu saat bencana melanda.

"Semangat gotong royong dan kepedulian sosial yang mereka tunjukkan adalah cerminan nyata jiwa Indonesia di Taiwan," kata Arif.

Ia juga turut menyemangati kelima PMI yang terdampak agar tetap tenang dan tidak khawatir, karena seluruh penanganan telah mendapat perhatian dari otoritas setempat dan agensi masing-masing.

“Apabila ada kebutuhan atau kendala, silakan disampaikan kepada kami di KDEI Taipei agar dapat segera kami bantu tindak lanjuti,” ujar Arif menambahkan.

KDEI Taipei juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Taiwan yang tanggap dan memprioritaskan penanganan terhadap PMI terdampak Taifun Ragasa.

Tim KDEI Taipei bersama Jason dari Rerum Novarum turut menyambangi relawan PMI yang sejak pagi bahu membahu membersihkan rumah dan jalan-jalan di kawasan terdampak. Sebagaimana ramai diberitakan di media lokal sebelumnya, para PMI aktif bergabung dengan warga lokal sebagai “Pahlawan Sekop”, membawa semangat gotong royong khas Indonesia di Taiwan.

KDEI Taipei menyerahkan sepatu bot untuk mendukung kegiatan para relawan PMI yang terlibat dalam aksi kemanusiaan tersebut. Saat ini kondisi pascabencana mulai berangsur pulih, dengan alat berat, truk, dan relawan lokal maupun asing bekerja bersama membersihkan kawasan permukiman yang terdampak.

Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan per Agustus 2025, terdapat 3.222 PMI di Hualien, dan jika digabung dengan mahasiswa serta WNI pasangan campuran, jumlah keseluruhan mencapai sekitar 4.000 orang.

Baca juga: Relawan migran Indonesia bantu bersihkan kawasan pasca bencana di Hualien

(Oleh Muhammad Irfan)

Selesai/JA

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.