WAWANCARA /Kepala TETO: Taiwan bisa berbagi pengalaman untuk program makan siang Prabowo

22/06/2024 21:48(Diperbaharui 25/10/2024 14:41)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Perwakilan Taiwan di Indonesia, John C. Chen, dalam wawancara eksklusif dengan CNA. (Sumber Foto : CNA Jakarta, 19 Juni 2024)
Perwakilan Taiwan di Indonesia, John C. Chen, dalam wawancara eksklusif dengan CNA. (Sumber Foto : CNA Jakarta, 19 Juni 2024)

Jakarta, 22 Juni (CNA) Perwakilan Taiwan di Indonesia, John C. Chen (陳忠), Rabu (19/6) mengatakan bahwa program makan siang bergizi di Taiwan telah dilaksanakan selama puluhan tahun, sehingga negara tersebut dapat berbagi pengalaman terkait dengan Indonesia.

Hal ini disampaikan menanggapi Presiden terpilih Indonesia yang akan dilantik pada bulan Oktober, Prabowo Subianto, yang telah berulang kali menyatakan bahwa salah satu kebijakan prioritasnya setelah menjabat adalah program makan siang bergizi gratis untuk anak sekolah.

Dalam wawancara eksklusif dengan CNA, Chen menyatakan bahwa program makan siang bergizi gratis pemerintahan baru Indonesia menawarkan banyak ruang untuk kerja sama antara Taiwan dan Indonesia, karena kebijakan makan siang bergizi di sekolah-sekolah Taiwan telah dilaksanakan puluhan tahun. 

Mulai dari bahan pangan, pengawetan, serta dapur pusat, Taiwan sudah memiliki sistem yang sangat matang sehingga dapat berbagi pengalaman dengan Indonesia, kata Chen.

Ia mencontohkan, "Dalam beberapa tahun terakhir, Taiwan telah mengembangkan keunggulan dalam menggunakan teknologi cerdas untuk mengembangkan sistem pemantauan dapur cerdas dan platform pendaftaran bahan pangan, meningkatkan transparansi informasi untuk membantu meningkatkan keamanan makan siang bergizi bagi anak sekolah."

"Pada saat yang bersamaan, [Taiwan] juga [telah] mendorong program dapur pusat di sekolah-sekolah pedesaan, meningkatkan kualitas makan siang bergizi di daerah terpencil dan mengurangi kesenjangan antara kota dan desa," ia menambahkan.

Chen menunjukkan bahwa di masa depan, pihaknya akan mengundang pejabat Indonesia untuk mengunjungi sekolah-sekolah di Taiwan guna memahami secara langsung pelaksanaan kebijakan makan siang bergizi di sana.

Ini termasuk "Pengendalian biaya, penggunaan bahan pangan, dan pembentukan rantai pasok masakan [untuk] dapat mengajukan rencana pelaksanaan yang konkret yang dapat menjadi referensi bagi Indonesia dan meningkatkan kerja sama antara kedua negara," kata Chen.

Baca juga Kepala TETO: Berharap hubungan Indonesia dengan Taiwan lebih terbuka

Selain itu, karena anggaran program makan siang bergizi gratis sangat tinggi, ia menyarankan tim pemerintahan Prabowo untuk mempertimbangkan kerja sama dengan koperasi petani dan UMKM di berbagai daerah guna menekan biaya keseluruhan.

Chen menambahkan bahwa Indonesia juga dapat bekerja sama dengan Taiwan dalam mengembangkan proyek peternakan sapi perah untuk meningkatkan produksi susu lokal yang diperlukan bagi anak sekolah, atau mengimplementasikan program pendidikan nutrisi dan yang lainnya.

Ia menyarankan bahwa di masa depan, Taiwan dapat menggabungkan sumber daya pertanian terkait dengan melibatkan komunitas Taiwan, pengusaha Taiwan, dan Yayasan Tzu Chi untuk membangun kawasan percontohan pertanian dan berinvestasi dalam perkebunan di daerah kunci di Indonesia.

Hal ini akan membantu meningkatkan kemandirian pangan Indonesia, memperkuat kerja sama pertanian dengan pemerintahan baru Indonesia, dan memberi peluang bagi pengusaha Taiwan untuk berpartisipasi dalam program makan siang bergizi yang diusulkan Prabowo, tambah Chen.

Ia juga menyatakan bahwa di masa depan, kedua negara dapat mendalami kerja sama dalam bidang kesehatan masyarakat, pendidikan, tenaga kerja, pertanian dan pangan, serta pembangunan dan pengembangan baru.

(Oleh Zachary Lee dan Jason Cahyadi)

Selesai/ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.