Taipei, 17 Juni (CNA) Pemerintah Kota Taichung akan membantu seorang pemuda yang tidak memiliki identitas untuk mendaftarkan dirinya dalam kartu keluarga (KK) sebelum mengambil tindakan lebih lanjut, kata Wali Kota Lu Shiow-yen (盧秀燕), Senin (16/6).
Kasus pemuda berusia 21 tahun itu, yang baru-baru ini ditemukan oleh ketua RT setempat di sebuah tempat rongsokan di Distrik Beitun, kini sedang ditangani oleh Biro Urusan Sosial Taichung, kata Lu kepada wartawan di Dewan Kota Taichung.
Ayah pemuda tersebut, bermarga Huang (黃), tidak menjawab panggilan telepon dan tidak berada di rumah saat staf biro dan polisi setempat mencoba mencarinya hari Senin untuk meminta dokumen terkait kelahiran pemuda itu, ujar Lu.
Dalam rapat lintas departemen hari Senin, pemerintah kota memutuskan bahwa pendaftaran rumah tangga pemuda tersebut akan menjadi langkah pertama sebelum mempertimbangkan langkah lanjutan -- seperti mengatur pendidikan remedial karena ia tidak mengikuti pendidikan wajib atau menentukan apakah ayahnya akan didenda.
Biro Urusan Sosial mengatakan telah menempatkan pemuda itu di sebuah penampungan untuk membantunya berintegrasi secara sosial, namun ia akan membutuhkan KTP untuk dapat menerima pendidikan formal ke depannya.
Pada hari Minggu, baik pemuda itu maupun ayahnya diwawancarai oleh polisi.
Huang mengatakan pemuda itu lahir dari ibu asal Asia Tenggara yang pergi beberapa tahun setelah kelahirannya. Ia mengatakan membesarkan anak itu sendiri namun tidak mendaftarkan KK-nya karena keterbatasan pendidikannya.
Ia membiarkan anaknya bergerak bebas namun memperingatkannya untuk berhati-hati karena belum divaksinasi, tambah Huang, seraya menambahkan bahwa ia tidak pernah mengurung anaknya di rumah.
Pemuda itu mengatakan ia lebih suka bekerja dan tidak pernah mengalami kekerasan dari ayahnya, sehingga tidak akan mengajukan tuntutan terhadap ayahnya.
Kasus ini terungkap setelah ketua RT Distrik Beitun, Su Yi-qing (蘇乙青), membagikan kisah pemuda itu dalam sebuah postingan Facebook pada 10 Juni.
Su mengatakan pemuda itu menunjukkan perilaku dan kemampuan komunikasi seperti anak berusia 10 tahun meskipun usianya 21 tahun. Ia juga mencatat bahwa pemuda itu berbicara bahasa Mandarin dengan aksen Asia Tenggara.
Selesai/JA