Oleh Huang Chiao-wen dan Jason Cahyadi, reporter dan penulis staf CNA
Lo Chia-ling (羅嘉翎), atlet taekwondo putri Taiwan, kini dapat merayakan Tahun Baru Imlek dengan lebih leluasa setelah kelas bobotnya dinaikkan. Sebelumnya, ia harus sangat ketat mengontrol berat badan, bahkan setiap makanannya diawasi ahli gizi dan ditimbang dengan cermat.
"Akhirnya, saya tidak perlu memiliki pantangan makanan di perayaan Tahun Baru Imlek," ujar peraih medali perunggu taekwondo 47 kilogram putri Olimpiade Tokyo tersebut.
Dengan tinggi badan 184 sentimeter, Lo mewarisi genetik ayahnya yang juga seorang pelatih taekwondo, Lo Wen-hsiang (羅文祥), dengan tubuh tinggi ramping dan kaki panjang.
Sebelumnya, untuk mengikuti kompetisi, Lo harus menjaga berat badan dengan ketat. Pada periode persiapan menjelang Olimpiade Paris, bahkan ayahnya turut menjalani program pengurangan berat badan bersama Lo.
Mengenang masa-masa sulit dalam menjaga berat badan, Lo mengungkapkan dalam wawancara dengan CNA, bahwa ketika makan di pusat pelatihan nasional, ahli gizi akan menyiapkan timbangan dan mengawasinya saat mengambil makanan.
Setiap kali, baik itu daging atau sayur, ia harus mengambilnya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam gram.
"[Jika] tidak sengaja mengambil terlalu banyak, [saya] bahkan harus mengembalikan makanannya. Saat itu, [saya] merasa sangat tertekan, berpikir, 'Mengapa harus sememprihatinkan ini?'" ujarnya.
Setelah kelas beratnya dinaikkan menjadi 62-67 kg pasca-Olimpiade Paris tahun lalu, Lo merasa sedikit lebih lega. Ia mengungkapkan, setelah Olimpiade, ibunya melihatnya makan banyak dan kadang-kadang secara tidak sadar ingin mencegahnya.
"Ia (ibu) kemudian berpikir dan sadar saya tidak perlu lagi menurunkan berat badan, jadi ia membatalkan kata-katanya," kata Lo.
Sebelumnya, jika ada pertandingan setelah Tahun Baru Imlek, Lo harus kembali lebih awal dari liburan untuk melanjutkan pelatihan di pusat pelatihan. "Orang lain pulang ke rumah pada hari kedua Tahun Baru Imlek, kami justru kembali ke Pusat Pelatihan Olahraga Nasional (NSTC)," katanya seraya tertawa pahit.
Namun, untuk mengatasi masalah cedera kaki yang sudah lama mengganggunya, Lo akan menjalani operasi sebelum Tahun Baru Imlek tahun ini.
Lo diperkirakan dapat mulai pulih dalam waktu empat pekan setelah operasi, dan jika proses pemulihan berjalan lancar, ia akan memerlukan sekitar tiga bulan untuk kembali ke pelatihan normal.
Tahun ini, ia bisa fokus untuk pulih dan makan tanpa rasa khawatir, ujar Lo dengan senang hati.
Kendati demikian, meskipun ia merasa lebih bahagia dengan perubahan kelas berat ini, menurutnya, tekanan baru juga menghampiri.
"Bagaimanapun, kelas berat baru dan lingkungan baru membutuhkan adaptasi ulang, jadi rasanya ada lebih banyak ketidakpastian. Rasanya seperti memulai dari awal lagi," kata Lo.
Selesai/JA