Taipei, 6 Des. (CNA) Bayi yang diberi susu formula menunjukkan karakteristik metabolik yang terkait dengan risiko obesitas yang lebih tinggi, menurut sebuah studi oleh Rumah Sakit Memorial Chang Gung yang untuk pertama kalinya memaparkan presentasi metabolik perkembangan anak usia dini sejak lahir hingga usia 5 tahun.
Studi yang telah ditinjau sejawat ini, yang diterbitkan dalam jurnal internasional Pediatric Allergy and Immunology pada bulan Juni dan dipresentasikan oleh rumah sakit kepada media Taiwan pada hari Senin (1/12), menemukan bahwa bayi yang diberi susu formula menunjukkan karakteristik metabolik yang jelas berbeda dari bayi yang diberi ASI.
Perbedaan pola makan tersebut memengaruhi mikrobiota usus dan mengubah metabolit urin serta dikaitkan dengan respons alergen susu dan risiko obesitas bayi yang lebih tinggi, demikian menurut studi tersebut.
Temuan ini didasarkan pada analisis yang menggunakan spektroskopi resonansi magnetik nuklir (NMR) untuk memetakan pola metabolik secara kontinu selama masa kanak-kanak awal.
Tim peneliti melacak 144 anak dan mengumpulkan sampel urin pada usia 1 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 3 tahun, dan 5 tahun, menggunakan teknik metabolomik canggih untuk mengamati bagaimana metabolisme anak-anak berubah seiring pertumbuhan mereka.
Para peneliti juga mengutip meningkatnya angka obesitas anak dan kondisi alergi di Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.
Di antara anak-anak yang dilacak, lebih dari 30 persen mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada usia 3 tahun dan 23,2 persen tetap demikian pada usia 5 tahun.
Chiu Chih-yung (邱志勇), direktur Laboratorium Inti Metabolomik Klinis Rumah Sakit Chang Gung Memorial Linkou, menyarankan orang tua untuk mendorong pemberian ASI, menjaga pola makan sehat selama masa kanak-kanak, dan mempromosikan olahraga teratur untuk mengurangi risiko obesitas dan penyakit alergi.
Selesai/ML