Taipei, 9 Nov. (CNA) Jumlah pekerja yang menjalani cuti tanpa upah di Taiwan menurun untuk pertama kalinya pada paruh kedua 2025 sebanyak 212 orang, menurut data yang dirilis Kementerian Ketenagakerjaan (MOL), Senin (3/11).
Total sebanyak 8.331 pekerja ditempatkan dalam program cuti formal, dibandingkan 8.543 yang diumumkan pada 16 Oktober.
Sementara itu, jumlah pemberi kerja dengan program cuti meningkat dari 432 menjadi 455, menurut MOL.
Huang Chi-ya (黃琦雅), kepala Departemen Standar Ketenagakerjaan dan Kesetaraan Kerja MOL, mengatakan dalam konferensi pers bahwa penurunan jumlah pekerja yang menjalani cuti disebabkan oleh 18 perusahaan yang mengakhiri program cuti mereka lebih awal karena pesanan mereka kembali meningkat.
Tiga dari perusahaan tersebut, semuanya di industri manufaktur mesin dan peralatan, menyumbang 563 pekerja yang kembali ke kondisi kerja semula.
Secara umum, 372 perusahaan di sektor manufaktur melaporkan total 7.849 pekerja yang menjalani cuti, yang mencakup sekitar 95 persen dari seluruh pekerja yang menjalani cuti berbayar, kata Huang.
Industri elektromekanik logam merupakan mayoritas di sektor tersebut, dengan 293 perusahaan dan 6.019 pekerja yang menjalani cuti, tambahnya.
Total 370 perusahaan, dengan 7.575 pekerja yang menjalani cuti, menyebut tarif Amerika Serikat (AS) sebagai alasan utama program cuti tersebut. Ini menandai 16 perusahaan lebih banyak namun 348 pekerja lebih sedikit dibandingkan pertengahan Oktober, seiring Huang mencatat perusahaan yang mempersingkat program cuti mereka umumnya adalah bisnis besar.
Ia mengatakan bahwa 418 dari 455 perusahaan dengan program cuti memiliki kurang dari 50 karyawan, sementara 17 perusahaan memiliki lebih dari 100 karyawan.
MOL mengatakan bahwa 329 perusahaan (72,3 persen) memenuhi syarat untuk langkah-langkah stabilitas ketenagakerjaan, yang berarti 6.782 pekerja (81,4 persen) dapat mengajukan subsidi upah.
Selesai/ja