Taipei, 11 Mei (CNA) Ekspor Taiwan melonjak hampir 30 persen secara tahunan pada April, memperpanjang tren pertumbuhan mereka menjadi 18 bulan berturut-turut, seiring para pembeli bergegas membangun persediaan selama jeda tarif impor 90 hari oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, kata Kementerian Keuangan (MOF) pada Kamis (8/5).
Kinerja kuat di April juga mencerminkan permintaan global yang solid untuk aplikasi kecerdasan buatan (AI) dan teknologi baru lainnya, tambah MOF.
Data yang dikumpulkan kementerian menunjukkan ekspor Taiwan naik 29,90 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$48,66 miliar (Rp802,4 triliun), tertinggi kedua tahun ini setelah US$49,57 miliar pada Maret. Angka April ini melampaui perkiraan MOF sebelumnya pada US$37,4 miliar hingga US$39,3 miliar.
Impor Taiwan naik 33,0 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$41,46 miliar pada April dengan surplus perdagangan US$7,21 miliar, naik 15,0 persen secara tahunan.
Dalam empat bulan pertama tahun ini, ekspor Taiwan naik 20,6 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$178,23 miliar dan impor juga tumbuh 20,4 persen menjadi US$147,38 miliar, sementara surplus perdagangan naik 21,6 persen menjadi US$30,85 miliar.
Berbicara kepada wartawan, Beatrice Tsai (蔡美娜), kepala Departemen Statistik MOF, mengatakan Taiwan mendapat manfaat dari penangguhan "tarif resiprokal" 32 persen yang diajukan Trump selama 90 hari terhadap produk Taiwan. Langkah ini mendorong para pembeli memesan lebih awal, mengimbangi efek musim sepi pada April, kata Tsai.
Ekspor Taiwan terus tumbuh, didorong permintaan yang kuat dan berkelanjutan untuk perangkat terkait AI dan peluncuran produk teknologi baru, kata Tsai.
Tsai mengatakan ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok juga mendorong banyak investor Taiwan, khususnya di sektor elektronik, untuk kembali ke Taiwan, yang membantu meningkatkan pengiriman perangkat teknologi.
Namun, berlawanan dengan tren kenaikan, industri plastik dan karet mencatat sekitar US$1,50 miliar dalam ekspor pada April, turun 3,4 persen dari tahun sebelumnya, menurut MOF.
Ekspor Taiwan ke pembeli utamanya kecuali Eropa tumbuh dengan laju dua digit pada bulan April dengan penjualan ke Tiongkok/Hong Kong dan AS naik masing-masing 22,3 persen dan 29,5 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$13,82 miliar dan US$13,15 miliar pada April, kata kementerian.
Ekspor ke negara-negara ASEAN melonjak 60,2 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$10,46 miliar karena permintaan yang lebih tinggi untuk barang teknologi, sementara penjualan ke Eropa turun 17,4 persen menjadi US$2,70 miliar akibat penurunan pengiriman produk elektronik dan barang logam dasar, tambah MOF.
Melonjaknya layanan cloud diperkirakan akan terus mendorong penjualan aplikasi AI dan mendukung ekspor Taiwan, kata MOF.
Namun, MOF memperingatkan ketidakpastian yang diciptakan oleh kebijakan tarif Trump dan ketegangan geopolitik dapat mempengaruhi perdagangan internasional.
Selesai/ML