Pejabat Hotel: Taiwan harus longgarkan aturan pekerjaan untuk mahasiswa asing

30/11/2024 11:44(Diperbaharui 30/11/2024 11:44)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Ketua Silks Hotel Group, Steven Pan   (Sumber Foto : CNA, 27 November 2024)
Ketua Silks Hotel Group, Steven Pan   (Sumber Foto : CNA, 27 November 2024)

Taipei, 30 Nov. (CNA) Steven Pan (潘思亮), Ketua Silks Hotel Group, baru-baru ini mendesak pemerintah untuk melonggarkan aturan terkait pekerjaan bagi mahasiswa dan magang asing di Taiwan guna membantu mengatasi kekurangan tenaga kerja di industri pariwisata negara tersebut.

Pan, yang juga merupakan anggota dewan dari Chinese National Association of Industry and Commerce yang berbasis di Taipei, menyarankan bahwa hal tersebut dapat membantu mengatasi kekurangan tenaga kerja di industri pariwisata Taiwan.

Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan bersama pemimpin bisnis lainnya yang diadakan oleh Perdana Menteri Cho Jung-tai (卓榮泰) hari Selasa (26/11), Pan menyarankan agar Taiwan mencontoh strategi yang diterapkan oleh mendiang Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang menjadikan pariwisata sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

Pan mencatat bahwa kebijakan Abe berhasil menjadikan pariwisata sebagai industri kedua terbesar di Jepang, setelah industri otomotif, dalam hal surplus perdagangan luar negeri.

Salah satu kebijakan yang diterapkan Abe adalah memperbolehkan mahasiswa dan peserta magang asing untuk bekerja di Jepang hingga lima tahun, ujar Pan.

Namun, Pan tidak merinci lebih lanjut bagaimana pemerintah Taiwan sebaiknya melonggarkan pembatasan kerja bagi mahasiswa dan magang asing.

Saat ini, menurut Undang-Undang Layanan Ketenagakerjaan Taiwan, mahasiswa asing yang terdaftar di universitas Taiwan dapat mengajukan izin kerja untuk bekerja hingga 20 jam per minggu selama semester berjalan, dan lebih lama saat libur musim panas atau musim dingin.

Namun, mahasiswa kursus bahasa jangka pendek tidak memenuhi syarat untuk bekerja secara legal di Taiwan.

Pada Oktober, Kementerian Ketenagakerjaan Taiwan merilis survei yang menunjukkan adanya kekurangan tenaga kerja di negara tersebut dengan 66.300 lowongan kerja yang belum terisi.

Sektor jasa mengalami kekurangan tenaga kerja paling signifikan, mencakup 53,8 persen dari total lowongan, menurut kementerian tersebut.

(Oleh Flor Wang, Alyx Chang, dan Jennifer Aurelia)  

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.