Taipei, 27 Des. (CNA) Cheng Yi-lin (鄭亦麟), mantan wakil CEO Pusat Promosi Industri Energi Hijau (GEIPC) yang dikelola negara, telah dituntut atas tuduhan korupsi dan pencucian uang, kata Kantor Kejaksaan Distrik Taipei pada Jumat (26/12).
Cheng dituduh menerima suap sebesar NT$1,98 juta (Rp1,055 miliar) dari Tungwei Construction pada 2022, dengan dalih membebankan biaya konsultasi, saat ia menjabat sebagai wakil CEO GEIPC, yang berada di bawah administrasi Kementerian Urusan Ekonomi (MOEA), menurut kejaksaan.
Penyidik juga menemukan bahwa sejumlah uang yang tidak dapat dijelaskan sebesar NT$6,01 juta telah ditambahkan ke rekening bank Cheng antara tahun 2022 dan 2024, dan ia gagal memberikan penjelasan memuaskan tentang bagaimana ia memperoleh dana tersebut, kata kejaksaan.
Dalam jabatan sebelumnya sebagai wakil CEO GEIPC, Cheng bertanggung jawab atas tugas penting mempromosikan kebijakan energi terbarukan Taiwan, namun justru menerima suap dan menekan Taiwan Power Co. (Taipower) untuk memberikan keuntungan kepada Tungwei Construction, kata kejaksaan.
Kejaksaan mengatakan Cheng berupaya merusak alokasi listrik yang tidak memihak oleh Taipower, yang sangat memengaruhi operasi perusahaan listrik milik negara tersebut.
Mengutip Undang-Undang Anti-Korupsi dan Pengendalian Pencucian Uang, kejaksaan mengatakan mereka menuntut hukuman penjara 14 tahun untuk Cheng.
Menurut kejaksaan, pendiri Tungwei Construction Chen Chien-sheng (陳健盛) dan putranya Chen Kuan-tao (陳冠滔) membayar suap kepada Cheng secara bertahap, memintanya menekan Wakil Presiden Taipower saat itu, Hsiao Sheng-jen (蕭勝任), agar menyetujui pasokan listrik untuk proyek pengembangan Tungwei di Distrik Neihu, Taipei.
Cheng secara keliru mengatakan kepada Hsiao bahwa proyek Tungwei merupakan bagian penting dari infrastruktur Taipei, kata kejaksaan, seraya menambahkan bahwa langkah tersebut sebenarnya akan mengurangi pasokan listrik untuk proyek lain di wilayah tersebut.
Ketika tampaknya tindakan licik Cheng mulai terungkap, ibunya dan saudaranya dilibatkan untuk membantu menutupi jejaknya -- sang ibu membantu mencuci uang, dan saudaranya menandatangani kontrak konsultasi palsu dengan Tungwei Construction -- semua atas desakan ayahnya, menurut kejaksaan.
Ibu terdakwa, Lee Chia-chen (李佳珍), diduga menarik uang sebesar NT$1,98 juta dari 23 ATM berbeda untuk membantunya, kata kejaksaan.
Cheng Yi-lin, kedua orang tuanya, dan saudaranya dituntut dalam kasus ini, dengan kejaksaan meminta hukuman penjara dua tahun untuk masing-masing dari mereka.
Tuduhan juga diajukan terhadap pendiri Tungwei dan putranya, namun kejaksaan belum mengajukan tuntutan hukuman penjara.
Wakil Presiden Taipower Hsiao tidak dituntut, karena tidak ada cukup bukti kesalahan di pihaknya, menurut kejaksaan.
Cheng Yi-lin pernah bekerja tidak hanya di GEIPC, tetapi juga di kantor evaluasi dan integrasi kebijakan MOEA (2020-2023), dan di kantor wakil perdana menteri (2022-2023).
Selesai/JC