Paris dipukau palungan Natal suku Amis

25/12/2025 14:51(Diperbaharui 25/12/2025 14:51)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Palungan Natal karya pemahat suku Amis, Adag dipamerkan di Paris. (Sumber Foto : CNA, 22 Desember 2025)
Palungan Natal karya pemahat suku Amis, Adag dipamerkan di Paris. (Sumber Foto : CNA, 22 Desember 2025)

Paris, 25 Des. (CNA) Pengunjung sebuah pameran di Paris dipukau palungan Natal utama hasil tangan pemahat kayu suku Amis asal Taiwan, Adag (陳權榮).

Bertempat di distrik ke-7 pusat kota Paris, organisasi misionaris Missions étrangères de Paris (MEP) menyelenggarakan pameran "Crèches du Monde" (Palungan Natal dari Seluruh Dunia), yang menampilkan lebih dari 75 palungan.

Palungan karya Adag, selain menampilkan sosok bayi Yesus, Maria, dan Yusuf yang mengenakan busana masyarakat Pribumi Taiwan, juga menghadirkan hewan yang lebih lazim dalam budaya adat, seperti babi hutan dan kijang.

Pastor Étienne Frécon, dalam wawancara dengan CNA, mengatakan Taiwan untuk pertama kalinya dipilih sebagai tema utama, dan ia sebelumnya menghubungi Pastor Yves Moal, yang lama mengabdi di Kabupaten Hualien untuk mencari seniman yang dapat membuat palungan, hingga akhirnya bertemu Adag.

Salah satu pengunjung, Yvonne, mengatakan ini adalah pertama kalinya ia melihat palungan Natal dari Taiwan, dan dari karya tersebut ia merasakan bahwa "Bahkan di ujung dunia, di negara yang jauh seperti Taiwan, Kristus tetap hadir di tengah-tengah kita."

(Sumber Foto : CNA, 22 Desember 2025)
(Sumber Foto : CNA, 22 Desember 2025)

Di Prancis, palungan merupakan salah satu dekorasi wajib saat Natal. Selain karya dari Taiwan yang dipamerkan di halaman utama, MEP juga menampilkan berbagai palungan dari negara lain di dalam gedung, dengan ukuran, bahan, dan gaya yang beragam.

Selain itu, MEP juga memanfaatkan etalase kaca untuk memamerkan busana tradisional suku Thao, Amis, dan Rukai dari Taiwan.

Frécon menjelaskan, melalui momentum Natal dan pameran palungan ini, menjadi sarana untuk memperkenalkan budaya masyarakat adat Taiwan, di mana ini sejalan dengan misi gereja yang selama ini juga melayani komunitas adat di sana.

Ia mengatakan dirinya pernah bertugas di Taiwan selama sepuluh tahun, termasuk di New Taipei dan sebagai rektor Taiwan Catholic Regional Seminary, serta memiliki kedekatan dengan wilayah timur Taiwan.

Meski kini kembali ke Prancis, kata Frécon, ia tetap menjalin hubungan erat dengan Taiwan dan fasih berbahasa Mandarin.

Ia mengatakan masa baktinya di Taiwan merupakan kenangan yang sangat berharga, penuh hubungan yang mendalam dengan umat Katolik maupun non-Katolik. "Setiap kali memikirkan Taiwan, rasanya seperti memikirkan rumah kedua saya."

Pameran "Crèches du Monde" ini akan berlangsung hingga 10 Januari 2026.

(Oleh Tseng Yi-hsuan dan Agoeng Sunarto)

Selesai/JC

(Sumber Foto : CNA, 22 Desember 2025)
(Sumber Foto : CNA, 22 Desember 2025)
How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.