Taiwan akan perluas kuota pencegahan dan akses pengobatan gratis HIV bagi warga asing

24/12/2025 15:16(Diperbaharui 24/12/2025 15:16)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Dirjen CDC Lo Yi-chun (tengah) dalam konferensi pers Senin. (Sumber Foto : CNA, 23 Desember 2025)
Dirjen CDC Lo Yi-chun (tengah) dalam konferensi pers Senin. (Sumber Foto : CNA, 23 Desember 2025)

Taipei, 24 Des. (CNA) Pemerintah Taiwan mulai 2026 akan menambah 1.500 kuota obat pencegahan HIV dan melonggarkan akses pengobatan gratis bagi warga asing, dengan prioritas pemegang izin tinggal permanen serta anak dan remaja, kata Direktur Jenderal Pusat Pengendalian Penyakit (CDC), Lo Yi-chun (羅一鈞) pada Senin (22/12).

Dalam konferensi pers peringatan Bulan Peduli AIDS Sedunia dan 20 tahun Taiwan AIDS Foundation, Lo menyampaikan bahwa jumlah infeksi baru HIV di Taiwan tahun ini sekitar 850 kasus, dan diperkirakan tetap di bawah 900 hingga akhir tahun, angka terendah sejak 2003.

Dia menjelaskan bahwa kelompok usia 25-34 tahun masih mendominasi kasus baru. Secara keseluruhan, jumlah infeksi baru tahun ini turun sekitar 11-12 persen dibandingkan tahun lalu, menunjukkan hasil dari kemajuan dalam pengobatan dan pencegahan, menurutnya.

Selain itu, peningkatan kuota profilaksis pra-pajanan HIV (PrEP) juga berperan besar dalam menekan risiko penularan, lanjut Lo.

Ke depannya, kata Lo, pemerintah tahun depan akan memperluas skrining, menambah sekitar 1.500 kuota obat pencegahan, serta melonggarkan akses pengobatan HIV gratis bagi warga asing, dengan prioritas anak dan remaja serta pemegang izin tinggal permanen.

Terkait infeksi menular seksual pada kelompok usia muda, Lo menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir jumlah kasus baru gonore dan HIV cenderung menurun dibandingkan periode yang sama sebelumnya. Namun, kasus sifilis di kalangan generasi muda masih terus meningkat, tambahnya.

Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) bersama Kementerian Pendidikan (MOE) terus memperkuat upaya pencegahan penyakit menular seksual di lingkungan sekolah, kata dia.

Terkait insiden penyerangan di Taipei 19 Desember, yang salah satu korbannya adalah pengidap HIV, MOHW segera mengaktifkan layanan konsultasi pascapaparan dan program pemberian obat gratis.

Lo mengatakan, saluran bantuan 1922 menerima sejumlah panggilan dari masyarakat yang khawatir. Namun secara umum, ia menilai bahwa situasi sudah jauh lebih baik dibandingkan masa lalu, dengan berkurangnya perburuan stigma dan diskriminasi. 

Bahkan, banyak warganet yang turut menjelaskan konsep U=U (Undetectable = Untransmittable), yakni virus yang tidak terdeteksi berarti tidak menular, menandakan meningkatnya pemahaman publik, ujarnya.

Untuk menyebarkan informasi yang benar mengenai HIV, Taiwan AIDS Foundation menjadi yang pertama di Taiwan menerbitkan buku berjudul "Temanku yang Tak Terpisahkan" (離不開我的好朋友), menceritakan perjalanan hidup seorang pengidap HIV. 

Sementara itu, Federation of Public Health Student Associations in Taiwan merancang program edukasi luar ruang bertajuk "Proyek Permainan Petualangan untuk Menghapus Stigma HIV", yang menggabungkan konsep permainan realitas berbasis lokasi.

(Oleh Tseng Yi-ning dan Agoeng Sunarto)

Selesai/JC

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.