Taipei, 1 Des. (CNA) Sekitar 200 orang melakukan aksi pawai panjang di Taipei pada Minggu (1/12) dalam protes tahunan "Perjuangan Musim Gugur", mengkritik penambahan anggaran pertahanan dan mendesak diprioritaskannya pengeluaran kesejahteraan sosial, hingga menyerukan penghapusan batas masa kerja pekerja migran.
Salah satu demonstrasi buruh utama tahunan Taiwan yang kini mencakup isu sosial yang lebih luas ini dimulai di luar Yuan Legislatif dengan pidato tentang hak-hak buruh, penolakan perang, dan keberatan atas usulan anggaran pertahanan tambahan sebesar NT$1,25 triliun (Rp662,6 triliun) dari Presiden Lai Ching-te (賴清德).
Salah satu tuntutan yang diajukan adalah penghapusan batas masa kerja pekerja migran kerah biru, serta peninjauan menyeluruh terhadap diskriminasi sistemik dan berbagai kesulitan struktural yang dihadapi tenaga kerja asing di Taiwan, menurut penyelenggara.
Sementara itu, dalam aksi di Bulevar Ketagalan, Ketua Kuomintang (KMT) Cheng Li-wun (鄭麗文) menuduh Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa mengabaikan pekerja sementara menganggap pengadaan militer skala besar sebagai hal yang rutin.
"Para pekerja Taiwan telah terjebak dalam musim dingin yang panjang selama bertahun-tahun, namun mereka tidak mendapat sedikit pun perhatian dari penguasa," katanya, dengan berargumen rencana NT$1,25 triliun yang diusulkan Lai, yang mencakup pembelian senjata dan proyek pengembangan bersama dengan Amerika Serikat (AS) dari 2026 hingga 2033, berisiko memperburuk ketegangan lintas selat daripada meredakannya.
Penyelenggara protes Lin Tzu-wen (林子文) memperkirakan jumlah peserta sekitar 200 orang.
Di antara para peserta adalah Chen Hung-pei (陳虹霈) dari Partai Demokrasi Rakyat, yang berpendapat peningkatan pengeluaran senjata sebesar itu terutama melayani kepentingan AS dan mengalihkan dana dari kelompok-kelompok yang membutuhkan.
Sebagai contoh, ujarnya, sistem perawatan jangka panjang Taiwan hanya menyediakan sekitar tiga jam layanan perawatan di rumah setiap hari bagi penderita atrofi otot.
"Ini sangat jauh dari cukup," katanya, seraya menambahkan bahwa jika sebagian kecil saja dari NT$1,25 triliun -- sekitar NT$200 miliar -- dialihkan ke anggaran perawatan jangka panjang, "Itu justru bisa memungkinkan mereka menerima sembilan jam perawatan per hari."
DPP tidak secara langsung menanggapi tuntutan yang disampaikan dalam acara tersebut, namun mengeluarkan pernyataan sekitar waktu aksi tersebut yang menolak kritik Cheng.
Menghadapi tekanan militer Tiongkok yang terus berlanjut, DPP mengatakan, Taiwan memiliki tanggung jawab untuk "Bersiap menghadapi perang tanpa mencari perang," sebuah prinsip yang dikatakan telah membimbing pemerintah dari mantan Presiden Tsai Ing-wen (蔡英文) hingga Lai.
Selesai/IF