Peserta pawai buruh tahunan Taiwan serukan penghapusan batas kerja pekerja migran

01/12/2025 17:28(Diperbaharui 01/12/2025 17:28)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Sekitar 200 orang berbaris di Bulevar Ketagalan, Taipei, Minggu sebagai bagian dari acara tahunan "Perjuangan Musim Gugur". (Sumber Foto : CNA, 30 November 2025)
Sekitar 200 orang berbaris di Bulevar Ketagalan, Taipei, Minggu sebagai bagian dari acara tahunan "Perjuangan Musim Gugur". (Sumber Foto : CNA, 30 November 2025)

Taipei, 1 Des. (CNA) Sekitar 200 orang melakukan aksi pawai panjang di Taipei pada Minggu (1/12) dalam protes tahunan "Perjuangan Musim Gugur", mengkritik penambahan anggaran pertahanan dan mendesak diprioritaskannya pengeluaran kesejahteraan sosial, hingga menyerukan penghapusan batas masa kerja pekerja migran.

Salah satu demonstrasi buruh utama tahunan Taiwan yang kini mencakup isu sosial yang lebih luas ini dimulai di luar Yuan Legislatif dengan pidato tentang hak-hak buruh, penolakan perang, dan keberatan atas usulan anggaran pertahanan tambahan sebesar NT$1,25 triliun (Rp662,6 triliun) dari Presiden Lai Ching-te (賴清德).

Salah satu tuntutan yang diajukan adalah penghapusan batas masa kerja pekerja migran kerah biru, serta peninjauan menyeluruh terhadap diskriminasi sistemik dan berbagai kesulitan struktural yang dihadapi tenaga kerja asing di Taiwan, menurut penyelenggara.

Ketua Kuomintang, Cheng Li-wun (tengah, memegang mikrofon). (Sumber Foto : CNA, 30 November 2025)
Ketua Kuomintang, Cheng Li-wun (tengah, memegang mikrofon). (Sumber Foto : CNA, 30 November 2025)

Sementara itu, dalam aksi di Bulevar Ketagalan, Ketua Kuomintang (KMT) Cheng Li-wun (鄭麗文) menuduh Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa mengabaikan pekerja sementara menganggap pengadaan militer skala besar sebagai hal yang rutin.

"Para pekerja Taiwan telah terjebak dalam musim dingin yang panjang selama bertahun-tahun, namun mereka tidak mendapat sedikit pun perhatian dari penguasa," katanya, dengan berargumen rencana NT$1,25 triliun yang diusulkan Lai, yang mencakup pembelian senjata dan proyek pengembangan bersama dengan Amerika Serikat (AS) dari 2026 hingga 2033, berisiko memperburuk ketegangan lintas selat daripada meredakannya.

Penyelenggara protes Lin Tzu-wen (林子文) memperkirakan jumlah peserta sekitar 200 orang.

Chen Hung-pei (belakang, mengenakan topi hijau), seorang anggota Partai Demokrasi Rakyat, memegang papan bertuliskan “Mereka yang membeli senjata harus pergi ke garis depan” dalam aksi di Taipei pada hari Minggu. (Sumber Foto : CNA, 30 November 2025)
Chen Hung-pei (belakang, mengenakan topi hijau), seorang anggota Partai Demokrasi Rakyat, memegang papan bertuliskan “Mereka yang membeli senjata harus pergi ke garis depan” dalam aksi di Taipei pada hari Minggu. (Sumber Foto : CNA, 30 November 2025)

Di antara para peserta adalah Chen Hung-pei (陳虹霈) dari Partai Demokrasi Rakyat, yang berpendapat peningkatan pengeluaran senjata sebesar itu terutama melayani kepentingan AS dan mengalihkan dana dari kelompok-kelompok yang membutuhkan.

Sebagai contoh, ujarnya, sistem perawatan jangka panjang Taiwan hanya menyediakan sekitar tiga jam layanan perawatan di rumah setiap hari bagi penderita atrofi otot.

"Ini sangat jauh dari cukup," katanya, seraya menambahkan bahwa jika sebagian kecil saja dari NT$1,25 triliun -- sekitar NT$200 miliar -- dialihkan ke anggaran perawatan jangka panjang, "Itu justru bisa memungkinkan mereka menerima sembilan jam perawatan per hari."

(Sumber Foto : CNA, 30 November 2025)
(Sumber Foto : CNA, 30 November 2025)

DPP tidak secara langsung menanggapi tuntutan yang disampaikan dalam acara tersebut, namun mengeluarkan pernyataan sekitar waktu aksi tersebut yang menolak kritik Cheng.

Menghadapi tekanan militer Tiongkok yang terus berlanjut, DPP mengatakan, Taiwan memiliki tanggung jawab untuk "Bersiap menghadapi perang tanpa mencari perang," sebuah prinsip yang dikatakan telah membimbing pemerintah dari mantan Presiden Tsai Ing-wen (蔡英文) hingga Lai.

(Oleh Sunny Lai, Sophia Yeh, Chang Hsiung-feng, dan Jason Cahyadi)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/IF

(Sumber Foto : CNA, 30 November 2025)
(Sumber Foto : CNA, 30 November 2025)
How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.