Taipei, 22 Okt. (CNA) Taiwan pada Rabu (22/10) melaporkan wabah domestik pertama demam babi Afrika, menjadikannya negara terbaru yang terdampak penyakit mematikan tersebut yang telah melanda 68 negara dan wilayah sejak 2022.
Pada Selasa, hasil uji menunjukkan bahwa babi di sebuah peternakan di Distrik Wuqi, Taichung, Taiwan tengah, terinfeksi virus tersebut, ujar pejabat Kementerian Pertanian Taiwan (MOA) dalam konferensi pers. Pemeriksaan dilakukan setelah 117 ekor babi di peternakan itu mati antara 10 hingga 20 Oktober, tambah pejabat tersebut.
Menteri Pertanian Chen Junne-jih (陳駿季) mengatakan 195 ekor babi telah dimusnahkan dan penyelidikan telah diluncurkan untuk menentukan sumber infeksi.
Pada Rabu, MOA mengumumkan serangkaian langkah darurat untuk mengendalikan dugaan wabah demam babi Afrika domestik.
Di bawah langkah-langkah baru ini, transportasi dan pemotongan babi dilarang di seluruh Taiwan selama lima hari mulai Rabu, dan penggunaan limbah dapur sebagai pakan babi juga dilarang, kata kementerian.
Babi yang sudah dalam perjalanan ke rumah potong atau pasar daging akan disembelih dan diuji ASF di fasilitas tersebut, tanpa dikembalikan ke peternakan asalnya. Kendaraan dan pasar juga akan didesinfeksi, tambah MOA.
Langkah darurat lain termasuk pemeriksaan lebih luas terhadap peternakan babi, penghentian sementara ekspor daging babi, serta penggunaan daging babi beku untuk memenuhi kebutuhan domestik. Warga juga diimbau untuk tidak membeli produk daging babi secara daring maupun membawanya ke Taiwan, sementara Direktorat Jenderal Bea Cukai akan memperketat inspeksi terhadap produk impor.
Daging babi adalah makanan pokok dalam masakan Taiwan, sementara industri babi merupakan bagian sentral dari industri pertanian Taiwan. Selama bertahun-tahun, Taiwan telah menerapkan langkah-langkah pengendalian yang ketat untuk melindungi industrinya, yang menghasilkan sekitar NT$70 miliar (Rp37,8 triliun) setiap tahun.
Pada bulan Mei, Taiwan adalah satu-satunya negara di Asia yang bebas dari demam babi Afrika, demam babi klasik, dan penyakit mulut dan kuku, sebagaimana dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia.