Frankfurt, 18 Okt. (CNA) Paviliun Taiwan di Pameran Buku Frankfurt 2025 dibuka pada hari Kamis (16/10), menampilkan karya-karya dari enam "penulis unggulan" yang dikelompokkan di bawah tema kematian, hantu, dan dewa-dewi.
Terjemahan bahasa Jerman dari karya para penulis unggulan tersedia untuk dibeli, bersama dengan beragam pilihan judul dari penerbit Taiwan yang dipamerkan di area pameran.
Penyair Wu Huai-chen (吳懷晨) mengatakan bahwa tulisannya terinspirasi dari legenda masyarakat adat tentang beruang, angin, dan air yang telah diwariskan dalam keluarganya selama beberapa generasi.
Penulis novel kriminal Katniss Hsiao (蕭瑋萱), yang memulai debutnya di Jerman pada 2024 dengan "Before We Were Monsters," menggambarkan hantu sebagai "refleksi dari pikiran manusia."
Empat penulis lain yang disorot di Frankfurt adalah penulis Hokkien Taiwan Ou Tiong-siong (胡長松), novelis Kevin Chen (陳思宏), penulis BL (Boys' Love) Shi Wu (蒔舞), dan seniman manga Nownow (小峱峱).
Kelompok penulis ini membawa "spektrum luas" genre ke pameran, kata Ketua Yayasan Pameran Buku Taipei Rex How (郝明義).
Pameran ini memicu diskusi di antara para pengunjung tentang makna budaya roh di Asia dan di luar Asia.
Penulis India Sunandan mengatakan bahwa dalam tradisi Asia, hantu melambangkan keberadaan bersama antara dunia manusia dan dunia spiritual, bukan hanya untuk menimbulkan rasa takut.
Dalam bahasa Bengali, kata "bhut" berarti "hantu" sekaligus "masa lalu," menunjukkan bagaimana spiritualitas terkait dengan ingatan manusia, kata Sunandan.
Penerbit asal Meksiko, Ulises Benítez, yang tinggal di Taiwan, mengamati bahwa masyarakat Taiwan semakin terbuka tentang kematian dan spiritualitas, seraya mencatat bahwa dalam budaya Meksiko, kematian diterima sebagai bagian dari kehidupan dan dirayakan melalui Hari Orang Mati.
Pameran Buku Frankfurt ke-77 mempertemukan lebih dari 1.000 penulis dan penerbit dari 92 negara dan berlangsung hingga hari Minggu.
Selesai/ML