Taipei, 15 Okt. (CNA) Hampir 500 mahasiswa asing mengikuti sebuah pelatihan sosialisasi tentang peraturan izin tinggal dan pencegahan penipuan baru-baru ini di Taipei, kata Direktorat Jenderal Imigrasi (NIA), selaku penyelenggara.
Materi pelatihan tidak hanya mencakup berbagi kasus penipuan, tetapi juga meliputi topik seperti pengajuan izin tinggal secara daring, mencari pekerjaan di Taiwan setelah lulus, serta pencegahan perdagangan manusia, kata NIA dalam sebuah rilis pers.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa akan perlindungan keselamatan pribadi, menjauhkan mereka dari jebakan penipuan, dan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan ramah, menurut NIA.
Petugas NIA Chen Yen-cheng (陳晏正) mengingatkan mahasiswa untuk mematuhi masa berlaku dan peraturan izin tinggal, di mana mereka yang tinggal melebihi batas izin akan dikdenda NT$10.000 (Rp5,4 juta) hingga NT$50.000.
Selain itu, kata Chen dalam kegiatan yang digelar di Taipei City University of Science and Technology (TPCU) ini, mahasiswa asing sering menjadi target penipuan karena kendala bahasa atau kebutuhan mendesak akan uang.
Oleh karena itu, NIA mengimbau mereka agar tidak mudah percaya pada iklan di internet atau aplikasi komunikasi yang menawarkan "gaji tinggi tanpa pengalaman," "cara cepat menghasilkan uang," atau "bonus besar," dan menghindari meminjamkan rekening bank atau menjadi kurir uang, ujarnya.
Hal ini bisa melibatkan hukuman pidana, bahkan kehilangan izin tinggal dan menghadapi denda atau deportasi, kata Chen, seraya mengimbau mereka yang mengalami dugaan kasus perdagangan manusia untuk menghubungi saluran siaga 110, 1955, atau (02) 23883095.
Dalam sambutannya, Kepala Kantor Urusan Internasional TPCU, Chang Shin-perng (張新鵬), mengingatkan mahasiswa asing agar fokus menyelesaikan studi dan berhati-hati, tidak melebihi masa tinggal, serta tidak tergiur "uang cepat" hingga menjadi kaki tangan penipu, agar tidak merugi lebih besar karena hal kecil.
Seorang mahasiswa tahun keempat asal Malaysia, berbagi pengalaman di mana ia menjadi korban penipuan daring saat hendak membeli tiket konser di Taiwan, yang membuat uang yang dihasilkan dari pekerjaan paruh waktu lenyap.
Sementara itu, dua mahasiswa tahun kedua asal Vietnam menyatakan keinginan mereka untuk tetap tinggal di Taiwan setelah lulus dan melanjutkan pengembangan profesional di bidang tata rambut.
Kepala Pusat Layanan Kota Taipei NIA, Su Hui-wen (蘇慧雯), mengingatkan para mahasiswa asing agar tidak menyewakan atau menjual rekening bank, dan tidak menerima, menarik, atau mentransfer uang atas nama orang lain.
Su mengimbau mereka yang menemukan transaksi keuangan mencurigakan untuk segera hubungi saluran siaga 165 untuk verifikasi.
NIA mengatakan mereka akan terus melalui kegiatan sosialisasi melindungi keselamatan pribadi dan harta mahasiswa asing, serta membantu mereka belajar dan berkembang dengan aman di Taiwan.
Selesai/ML