Taipei, 15 Okt. (CNA) Legislator Kuomintang (KMT) Chang Chia-chun (張嘉郡), Rabu (15/10) menyoroti adanya pekerja migran hilang kontak yang menyewa lahan untuk menanam sayuran dan beroperasi secara ilegal dengan biaya rendah, hingga menjadi pesaing petani lokal Taiwan.
Dalam interpelasinya di rapat Yuan Legislatif, Chang menekankan pekerja migran seharusnya membantu, namun kini ada dari mereka yang tidak lagi bekerja untuk orang lain, melainkan menjadi mandor yang menyewa lahan sendiri untuk menanam sayur.
Selain berstatus ilegal, mereka juga menggunakan bahan kimia untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, sehingga biaya produksinya sangat rendah, ujarnya, menambahkan bahwa pekerja migran di wilayah abu-abu hukum ini telah menjadi pesaing para petani lokal.
Ia pun mendesak Kementerian Pertanian agar melindungi hak petani untuk memperoleh pendapatan dan martabat yang layak.
Menanggapi Chang, Menteri Pertanian Chen Junne-jih (陳駿季) mengatakan masalah tersebut bersifat struktural, dan Kementerian Ketenagakerjaan tahun ini telah meningkatkan jumlah pekerja migran pertanian sah menjadi 20.000 orang, serta melonggarkan beberapa pembatasan terkait.
Menurut pengumuman Direktorat Jenderal Pengembangan Tenaga Kerja, aturan baru pekerja migran sektor pertanian mulai berlaku pada 9 Mei, dengan kuota total yang sebelumnya dibuka untuk 12.000 orang kini dinaikkan menjadi 20.000 orang.
Selain itu, kategori industri yang diizinkan juga diperluas, dengan penambahan sektor kecambah, rumput taman, dan penyesuaian skala produksi jamur konsumsi dan bibit, serta pelonggaran syarat kelayakan bagi para pemberi kerja, menurut pengumuman tersebut.
(Oleh Wang Shu-fen dan Jason Cahyadi)
Selesai/IF