Taipei, 11 Okt. (CNA) Perdebatan muncul di media sosial tentang kebijakan Taiwan High Speed Rail (THSR) yang meminta penumpang menggunakan penyuara telinga (earphone) saat menonton atau mendengarkan musik, berpindah ke area pintu antargerbong jika menerima telepon, dan berbicara dengan suara pelan selama perjalanan.
Sejak aturan bertajuk "perjalanan tenang" ini diluncurkan pada 22 September, beberapa orang tua mengeluhkan petugas menunjukkan papan peringatan kepada mereka karena bayi menangis atau anak berbicara keras, sehingga memunculkan pertanyaan soal batas penerapan kebijakan ini.
Apa itu "perjalanan tenang"?
THSR menjelaskan bahwa aturan ini diadaptasi dari sistem Shinkansen Jepang. Selain melarang suara bising dari perangkat elektronik, petugas dapat menegur penumpang yang tidak mematuhi, dan dalam kasus ekstrem, mereka bisa menolak penumpang untuk melanjutkan perjalanan.
Baca juga: Kereta cepat Taiwan terapkan aturan baru "perjalanan tenang" akhir September
Berlaku di semua gerbong
Kebijakan "perjalanan tenang" berlaku di seluruh jenis gerbong, baik kelas bisnis, tempat duduk bernomor, maupun yang tak direservasi, tanpa pengecualian.
Bayi menangis?
THSR menegaskan bahwa aturan ini tetap mengutamakan prinsip ramah keluarga. Untuk bayi atau penumpang dengan kondisi medis tertentu, petugas akan menenangkan dan membantu, bahkan memberikan stiker, permen, atau biskuit merek "Kuai Kuai" agar situasi tetap kondusif.
CEO THSR, Shih Che (史哲), bahkan sempat berseloroh, "Kalau ada orang dewasa yang susah diatur, kita juga bisa kasih 'Kuai Kuai'."
Munculnya kontroversi
Meski disambut positif sebagian penumpang, beberapa orang tua menilai aturan ini memperkuat stigma terhadap anak-anak. Mereka berharap THSR juga menyediakan gerbong ramah keluarga, agar orang tua tidak merasa tertekan saat bepergian dengan anak kecil.
Respons THSR
THSR melaporkan bahwa sejak penerapan hingga 8 Oktober, telah dilakukan lebih dari 13.000 teguran ringan, dengan 49 persen kasus karena menelepon di dalam gerbong, 27persen karena berbicara terlalu keras, dan 24 persen karena tidak memakai earphone.
Perusahaan menegaskan kebijakan ini tidak ditujukan untuk menegur bayi atau anak kecil, melainkan untuk mengatur perilaku orang dewasa agar saling menghormati.
THSR juga berjanji akan meningkatkan pelatihan petugas agar tidak terjadi kesalahpahaman, serta mengimbau semua penumpang bersikap saling toleran dan menghormati di dalam kereta.
(Oleh Yang Tzu-ying dan Agoeng Sunarto)
Selesai/JC