Sering urut perut dikira turun peranakan, ternyata PMI ini terkena tumor rahim

24/09/2025 19:44(Diperbaharui 24/09/2025 19:44)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Foto hanya untuk ilustrasi semata. (Sumber Foto : Unsplash)
Foto hanya untuk ilustrasi semata. (Sumber Foto : Unsplash)

Taipei, 24 Sep. (CNA) Seorang pekerja migran Indonesia (PMI) divonis dokter mengidap tumor rahim, padahal ia mengira sakit perutnya saat menstruasi karena turun peranakan. Ia pun harus menjalani operasi pengangkatan tumor. Kini ia harus berhenti kerja dan pulang ke Indonesia, menurut keterangan rilis pers Gabungan Tenaga Kerja Bersolidaritas (GANAS) Community.

Pekerja yang bernama Ati (nama samaran) ini bekerja sebagai perawat migran di New Taipei City yang sering mengangkat dan membopong pasien, sehingga membuat perutnya merasa tidak nyaman.

Ia mengira bahwa sakit perutnya karena turun peranakan. Rasa tidak nyaman selalu kambuh, terutama disaat mau datang bulan. Ati gunakan waktunya saat libur untuk mengurut bagian perutnya yang sakit. Hal tersebut dilakukan hampir setiap bulan. Ia meminta temannya sesama pekerja migran sebagai tukang urut perutnya, tulis keterangan GANAS.

Meskipun sakitnya semakin terasa, tetapi hal ini tidak membuat Ati tergerak untuk periksa ke dokter, padahal ada kartu kesehatan NHI yang bisa dia gunakan, menurut keterangan tersebut.

Hampir setahun rasa begah itu tetap terasa dan makin terasa nyeri, hingga suatu hari dia pingsan di tempat kerjanya. Beruntung waktu itu majikannya ada di rumah sehingga dia langsung dibawa ke rumah sakit, tulis GANAS.

Saat dirawat di rumah sakit, Ati kaget dan panik ketika dokter memberitahu bahwa dia harus segera operasi pengangkatan tumor yang sudah membesar. Majikan juga sangat khawatir karena selama ini Ati tidak pernah mengeluhkan sakitnya.

Bahkan yang membuat syok adalah daging yang tumbuh di rahim tersebut sudah menghitam akibat sering diurut. Dokter juga menganjurkan agar ketika perempuan datang bulan sebaiknya tidak diurut bagian perut, tulis keterangan tersebut.

Ketika dihubungi tim GANAS, Ati mengatakan bahwa setelah operasi, ia memilih untuk pulang ke Indonesia. Saat berbicara dengan tim GANAS, majikan Ati pun mengatakan bahwa mereka bersedia membelikan tiket kepulangan. Tak hanya itu saja, majikan juga telah memberi sejumlah uang sebagai rasa terima kasih karena Ati sudah menjaga orang tuanya dengan baik selama ini, menurut keterangan tersebut.

Saat dihubungi CNA, Fajar ketua GANAS mengatakan bahwa Ati memberitahu padanya jika operasi akan dilakukan pada Kamis (25/9). Kini Ati berada di shelter milik Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taoyuan.

“Sekarang Ati sedang ditampung di shelter milik KDEI di Taoyuan. Dia tidak ada uang, hanya NT$7000 (Rp3,8 juta) tersisa. Awalnya kami menghubungi Depnaker Taipei, tetapi dikarenakan keterbatasan shelter penampungan maka mereka menghubungi pihak KDEI.” Ujar Fajar.

Fajar mengimbau dari kasus Ati kiranya dapat dipetik pembelajaran bagi PMI, para wanita agar ketika badan terasa tidak nyaman, sebaiknya langsung berobat saja ke rumah sakit.

“Manfaatkan asuransi kesehatan NHI untuk memastikan kesehatan. Jangan mengurut atau memijat bagian yang sakit untuk dijadikan alternatif pengobatan. Sebaiknya, untuk bagian badan yang vital periksakan ke medis untuk mendapat hasil yang akurat,” ujar Fajar.

(Oleh Miralux)

Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.