UNS berikan seminar kesehatan mental, keuangan, dan organisasi bagi PMI

22/09/2025 19:30(Diperbaharui 22/09/2025 19:30)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Seminar kesehatan mental di KDEI saat bermain peran mengutarakan kecemasan, stres dan depresi mereka tentang kehidupan. (Sumber Foto : CNA, 21 Sept. 2025)
Seminar kesehatan mental di KDEI saat bermain peran mengutarakan kecemasan, stres dan depresi mereka tentang kehidupan. (Sumber Foto : CNA, 21 Sept. 2025)

Taipei, 22 Sep. (CNA) Sejumlah pakar dari Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar kegiatan academic coaching dan praktik komunikasi efektif bagi pekerja migran Indonesia (PMI) di Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei lantai 6, Minggu (21/9), kegiatan dilengkapi dengan tes kepribadian, ujar ketua panitia Prof. Dr. Sri Marmoah, M.Pd saat ditemui oleh CNA.

Sejumlah pakar yang ambil bagian dari UNIS adalah menghadirkan Profesor Marmoah, sebagai Kepala Program Studi S2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). 

Minggu (21/9) pada pukul 2 siang bertempat di KDEI Taipei lantai 6, diselenggarakan kegiatan academic coaching dan praktik komunikasi efektif bagi pekerja migran Indonesia (PMI). (Sumber Foto : CNA, 21 Sept. 2025).
Minggu (21/9) pada pukul 2 siang bertempat di KDEI Taipei lantai 6, diselenggarakan kegiatan academic coaching dan praktik komunikasi efektif bagi pekerja migran Indonesia (PMI). (Sumber Foto : CNA, 21 Sept. 2025).

Kegiatan tersebut merupakan kelanjutan dari tiga pertemuan secara daring (online) yang berfokus pada pelatihan kesehatan mental untuk pekerja, menata keuangan, dan berorganisasi. Melanjutkan kegiatan daring yang dihadiri kurang lebih 100 peserta ini, maka kegiatan luring (tatap muka) dilanjutkan di Taiwan dengan pihak UNS secara langsung datang memberikan materi kepada puluhan peserta yang hadir saat itu, menurut keterangan dari  Profesor Marmoah. 

Saat ditanya CNA mengenai tanggapannya tentang peserta yang banyak berprofesi sebagai PMI yang juga kuliah di Universitas Terbuka, bekerja sambil belajar, Profesor Marmoah mengatakan bahwa itu adalah keputusan yang luar biasa. 

Kegiatan yang dipelopori oleh Universitas Sebelas Maret, Solo, Jawa Tengah ini menghadirkan Profesor Marmoah, (Kepala Prodram Studi) Kaprodi S2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). (Sumber Foto : CNA, 21 Sept. 2025)
Kegiatan yang dipelopori oleh Universitas Sebelas Maret, Solo, Jawa Tengah ini menghadirkan Profesor Marmoah, (Kepala Prodram Studi) Kaprodi S2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). (Sumber Foto : CNA, 21 Sept. 2025)

“Mereka mempunyai daya juang yang tinggi, usaha yang luar biasa. Kita sangat apresiasi karena PMI memandang pendidikan sebagai investasi masa depan yang lebih baik,” ungkapnya.

Profesor Marmoah juga menjabarkan dari hasil diskusi selama empat kali pertemuan baik secara daring maupun luring, ada beberapa penyebab yang membuat para peserta mengalami stres dan kecemasan. Pertama, beban ganda antara beban pekerjaan dan beban kuliah. Kedua, mereka kurang bisa membagi waktu dengan baik. Ketiga, kebutuhan finansial yang berlebih karena ada tambahan biaya kuliah dan tanggungan keluarga. Keempat, stres di tempat kerja atau dengan keluarga. Kelima, kesehatan mental akhirnya terganggu.

Profesor Marmoah berpesan pada PMI agar bekerja dengan tetap menjaga kesehatan mental walau tuntutan pekerjaan, studi, keuangan, dan sosial makin kompleks. 

“Usahakan bisa membagi waktu dan kemampuan untuk mengatur dan mengendalikan pikiran, emosi, secara berimbang," ujarnya. 

Salah satu peserta bernama Rahmat Hidayat mengatakan pada CNA bahwa ia sangat mengapresiasi kegiatan tersebut karena sangat positif dan bermanfaat baginya, apalagi ia datang ke Taiwan untuk bekerja dan kini harus kuliah juga di Universitas Terbuka.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat terutama bagi kita yang bekerja sambil kuliah. Kita sehari-hari stres memikirkan nilai-nilai kuliah dan juga beban kerja serta keluarga di rumah yang harus dicukupkan kebutuhannya,” ujar Rahmat yang kuliah di jurusan manajemen semester 2 ini. 

“Saya kebetulan juga pernah ada masalah. Dulu saya pernah kerja di pabrik tidak dapat lemburan, di rumah juga ada masalah, wah jadi kacau sekali. Namun dengan mengikuti kegiatan seperti ini kita diberitahu bagaimana cara mengelola stres. Positif sekali pokoknya,” sambung Rahmat yang telah lima tahun bekerja di daerah Yangmei. 

(Oleh Miralux)

Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.