Taipei, 7 Okt. (CNA) Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan pantas menerima Hadiah Nobel Perdamaian jika ia dapat membuat Tiongkok melepaskan penggunaan kekuatan terhadap Taiwan, kata Presiden Taiwan Lai Ching-te (賴清德) dalam komentar yang dipublikasikan hari Selasa (7/10).
Lai menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara di Taiwan dengan pembawa acara radio AS Buck Sexton dari "The Clay Travis and Buck Sexton Show," transkripnya dirilis di situs web Kantor Kepresidenan.
"Kami berharap Taiwan dapat terus menikmati dukungan dari Presiden Trump. Jika ia mampu meyakinkan Xi Jinping (習近平) untuk melepaskan penggunaan kekuatan terhadap Taiwan, [ia] pasti akan memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian," kata Lai dalam wawancara tersebut.
Ketika ditanya apa yang ingin ia sampaikan kepada Trump jika bisa berbicara dengan langsung, Lai mengatakan ia berharap Trump memperhatikan fakta bahwa Xi sedang mengadakan "latihan militer yang semakin besar" di Selat Taiwan dan "memperluas penempatan militer Tiongkok di Laut China Selatan dan Timur."
Jangkauan Tiongkok yang semakin meluas di Indo-Pasifik, termasuk mengarungi Angkatan Lautnya di sekitar Jepang dan melakukan latihan tembak langsung di dekat Australia, menurut Lai, merupakan ancaman tidak hanya bagi Taiwan.
"Jika Tiongkok mampu menganeksasi Taiwan, Tiongkok akan berada dalam posisi yang lebih kuat untuk bersaing dengan Amerika Serikat dan mengubah tatanan internasional berbasis aturan," kata Lai.
"Hal ini pada akhirnya juga akan berdampak pada kepentingan AS."
Wawancara Lai dalam program radio yang berhaluan konservatif ini dilakukan saat AS dan Tiongkok terus mengadakan pembicaraan untuk mengakhiri konflik dagang yang telah berlangsung berbulan-bulan, serta mengatur kemungkinan pertemuan Trump-Xi.
Di Taiwan, beberapa pihak khawatir bahwa pemerintahan Trump dapat membuat konsesi terkait dukungan AS untuk Taiwan demi mencapai kesepakatan.
Beijing telah menekan Washington untuk menyesuaikan kebijakannya dari sekadar mengatakan bahwa mereka "tidak mendukung" kemerdekaan Taiwan menjadi "menentang" kemerdekaan tersebut.
Bulan lalu, Washington Post melaporkan bahwa Trump menolak menyetujui bantuan militer lebih dari US$400 juta (Rp6,626 triliun) untuk Taiwan di tengah pembicaraan AS-Tiongkok.
Rencana Lai untuk mengunjungi sekutu Taiwan di Amerika Selatan pada musim panas juga dilaporkan tertunda atau dibatalkan ketika Trump memblokir persinggahan di New York, menurut laporan Financial Times, yang dibantah oleh Taiwan dan Amerika Serikat.
Hadiah Nobel Perdamaian 2025 dijadwalkan akan diumumkan hari Jumat.
Selesai/IF