Taipei, 30 Juli (CNA) Gelombang tsunami setinggi 0,3 meter akibat gempa di lepas pantai timur laut Rusia diperkirakan mencapai pesisir Tainan, Kaohsiung, timur laut New Taipei, serta kabupaten Chiayi, Pingtung, Taitung, Yilan, dan Hualien pada Rabu (30/7), menurut Pusat Operasi Darurat Pusat (CEOC).
Sumber daya penyelamatan telah disiagakan sementara 23 helikopter penyelamat dan 14 kapal dikerahkan dalam kondisi siaga, kata CEOC, yang untuk pertama kalinya mengaktifkan pusat tanggap darurat tsunaminya, dalam rapat kerja pada siang hari.
Beberapa pemerintah daerah juga telah menginstruksikan satuan penjaga pantai dan patroli pesisir untuk melakukan pemeriksaan keamanan di pelabuhan perikanan, dermaga, dan fasilitas lainnya, serta mengimbau warga pesisir menjauh dari garis pantai dan tidak melakukan aktivitas di tepi laut, tambah CEOC.
Direktorat Jenderal Perikanan (FA) telah menginformasikan Fishery Radio Station dan semua stasiun komunikasi nelayan untuk meningkatkan siaran peringatan kepada kapal-kapal yang beroperasi di sekitar perairan Taiwan agar meningkatkan kewaspadaan, kata CEOC.
Pusat Pemantauan Perikanan juga telah diminta memberi tahu kapal perikanan laut jauh yang beroperasi di wilayah Samudra Pasifik Utara untuk meningkatkan kewaspadaan, tambah pusat tersebut.
Tinggi gelombang di perairan sekitar Taiwan sebagian besar diperkirakan berada di bawah 0,3 meter hingga dalam rentang 0,3 hingga 1 meter, sehingga diperkirakan tidak akan menimbulkan kerusakan terhadap sektor perikanan, menurut CEOC.
Wakil Menteri Dalam Negeri sekaligus Wakil Komandan CEOC, Tung Chien-hung (董建宏), menyatakan bahwa peringatan evakuasi tsunami kali ini hanya ditujukan bagi daerah pesisir, bukan seluruh wilayah Taiwan, dan hal ini perlu disampaikan agar masyarakat tidak panik.
Ia juga meminta daerah-daerah kepulauan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak tinggi gelombang, serta meminta Direktorat Jenderal Penjaga Pantai (CGA) dan FA memperkuat patroli pesisir dan tindakan pencegahan bagi kapal.
Di Taitung di Taiwan tenggara, karena kondisi laut memang buruk sejak pagi, tidak ada kapal perikanan yang melaut, kata ketua asosiasi nelayan setempat, Chen Kun-chang (陳坤昌).
Chen mengatakan bahwa setelah diamati sepanjang pagi, tidak ada perubahan signifikan pada ombak, sehingga diperkirakan dampak tsunami tersebut tidak besar.
Pemerintah Kabupaten Hualien merilis imbauan agar masyarakat yang beraktivitas di pantai serta kapal yang beroperasi di perairan dekat pantai tetap waspada, namun tidak perlu panik secara berlebihan dan tetap tenang.
Wang Teng-yi (王登義), ketua asosiasi nelayan di Hualien, mengatakan bahwa setelah menerima peringatan tsunami, pihaknya langsung memantau kondisi gelombang laut, namun berdasarkan pengamatan awal tidak terlihat adanya dampak signifikan.
Karena musim ini hasil tangkapan memang sedikit, tidak banyak kapal perikanan di kabupaten timur Taiwan tersebut yang melaut, menurut Wang.
Pelaku usaha wisata pengamatan paus di Hualien menyebutkan bahwa kondisi gelombang laut normal dan tidak ada keanehan, sehingga seluruh jadwal kapal hari Rabu tetap berlayar. Sekitar pukul 1 siang, sekelompok wisatawan yang kembali ke daratan mengatakan ombak tidak terasa lebih besar dari biasanya.
Di Tainan, Taiwan selatan, Wali Kota Huang Wei-che (黃偉哲) memerintahkan penguatan penanganan darurat tsunami serta penggunaan sistem peringatan serangan udara dan siaran tingkat RT di wilayah zona waspada untuk menyebarkan dan menyampaikan informasi terkait.
Ia meminta warga pesisir terus mengikuti pembaruan informasi dari Direktorat Jenderal Cuaca Pusat (CWA), meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana, dan melakukan evakuasi vertikal jika diperlukan.
Biro Pemadam Kebakaran Kota Tainan juga memperketat upaya mengimbau masyarakat meninggalkan pantai, pesisir, dan garis pantai, serta bila diperlukan akan mengerahkan relawan dan tim penyelamat sipil, termasuk kapal, untuk melakukan penanganan darurat.
Juga di Taiwan selatan, Biro Kelautan Kota Kaohsiung mengatakan kepada CNA bahwa di Pelabuhan Perikanan Kezailiao tidak ada kapal yang berangkat, dan patroli laut terus-menerus mengumumkan agar nelayan waspada terhadap kondisi tsunami.
Wali Kota Kaohsiung Chen Chi-Mai (陳其邁) melalui Facebook mengimbau warga pesisir untuk waspada dan meningkatkan kewaspadaan, serta menghindari mendekati pantai untuk menonton gelombang atau bermain air.
Di Pingtung, kabupaten paling selatan Taiwan, Cheng Yu-chen (鄭鈺宸), sekretaris jenderal asosiasi nelayan Kelurahan Donggang, mengatakan bahwa karena perkiraan gelombang hanya 0,3 sampai 1 meter, nelayan tidak terlalu khawatir.
Dalam dua hari terakhir, pengaruh sirkulasi angin luar taifun dan aliran udara barat daya memang menyebabkan gelombang besar, sehingga kapal penumpang juga tidak beroperasi, ujarnya, menambahkan bahwa hasil pengamatan sekitar pukul 1 siang tidak menunjukkan perubahan gelombang yang signifikan.
Seorang warga bernama Lin (林) yang berdiri di tempat tinggi di Xiaoliuqiu di lepas pantai selatan Taiwan mengamati mengatakan angin tenang dan ombak pun tidak menunjukkan perubahan yang berarti.
Di wilayah pesisir Fangliao, Hengchun, dan Manzhou juga ada warga yang naik ke tempat tinggi untuk menunggu fenomena, namun mereka menyatakan tidak mengamati kejadian yang khusus.
Sementara itu, EVA Air dan Starlux Airlines Taiwan mengatakan bahwa penerbangan mereka dari dan ke Bandara Sendai di Jepang dibatalkan akibat peringatan tsunami di sana. Tigerair Taiwan mengumumkan penerbangan mereka dari Kaohsiung ke sana juga dibatalkan.
Setelah gempa 8,8 SR mengguncang lepas Pantai Semenanjung Kamchatka di timur laut Rusia pada pagi hari, CWA mengeluarkan peringatan tsunami, yang memperkirakan gelombang setinggi 0,3 hingga 1 meter akan mencapai wilayah pesisir tenggara dan barat daya Taiwan masing-masing pada pukul 1.19 dan 1.31 siang.
Dalam sebuah konferensi pers, Direktur Pusat Seismologi CWA Wu Chien-fu (吳健富) menjelaskan bahwa tsunami bergerak lebih cepat di laut dalam, termasuk perairan timur Taiwan, di mana gelombang akan "Melaju hampir secepat jet."
Sebaliknya, dasar laut di wilayah utara Taiwan lebih dangkal, sehingga gelombang mencapai wilayah timur lebih dulu, kata Wu, menambahkan bahwa tinggi gelombang di pesisir tenggara dan barat daya lebih besar, terutama disebabkan bentuk geografis.
Wu mengingatkan bahwa tsunami tidak datang sekali saja, tetapi dalam beberapa gelombang, dan masyarakat tidak boleh kembali ke wilayah pesisir sampai peringatan resmi dicabut.
Sementara itu, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei melalui unggahan media sosial mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di pesisir untuk waspada, menghindari pantai, serta memonitor perkembangan informasi.
Kantor tersebut meminta WNI yang terdampak atau mengetahui ada WNI yang terdampak untuk menghubungi nomor mereka di +886901 132 000 atau +886 987 587 000.
(Oleh Huang Li-yun, Chang Chi, Yu Hsiao-han, Chang Jung-hsiang, Chang Hsiung-feng, Lin Chiao-lien, Huang Yu-jing, dan Jason Cahyadi)
Selesai/JA