Taipei, 13 Mei (CNA) Wabah COVID-19 kembali melonjak di Taiwan, dengan hampir 10.000 orang mencari perawatan medis pekan lalu, dan lonjakan kasus diperkirakan mencapai puncaknya pada Juni, kata Pusat Pengendalian Penyakit (CDC), Selasa (13/5).
Dari 4 hingga 10 Mei, tercatat 9.978 kunjungan rawat jalan dan gawat darurat akibat COVID-19 di seluruh Taiwan, meningkat 66 persen dibandingkan minggu sebelumnya dan menjadi pekan kelima berturut-turut terjadi kenaikan kasus, kata CDC.
Namun, jumlah kasus mingguan tersebut masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 23.324 kunjungan, jelas Wakil Direktur Pusat Intelijen Epidemi CDC, Lee Chia-lin (李佳琳), dalam sebuah konferensi pers rutin.
Selain itu, dilaporkan enam kematian dan 34 kasus berat baru akibat COVID-19 di seluruh Taiwan dari 6 hingga 11 Mei, ujar Lee.
Salah satu kasus berat melibatkan seorang bayi laki-laki berusia 11 bulan dari Taiwan selatan yang awalnya didiagnosis dengan gejala mirip asma di klinik dan kemudian ditemukan memiliki kadar oksigen darah rendah di ruang gawat darurat, menurut dokter CDC Lin Yung-ching (林詠青).
Bayi tersebut dirawat di ICU rumah sakit yang tidak disebutkan namanya karena kadar oksigen rendah. Tes PCR kemudian mengonfirmasi bahwa ia positif COVID-19 dan dikategorikan sebagai kasus berat.
Namun setelah perawatan, kondisinya membaik dan ia diperbolehkan pulang setelah sekitar satu pekan dirawat, kata Lin.
Dalam konferensi pers hari Selasa, Wakil Direktur Jenderal sekaligus juru bicara CDC, Lo Yi-chun (羅一鈞), mengatakan bahwa kasus COVID-19 meningkat selama lima pekan berturut-turut dan kini mencapai sekitar 40 persen dari jumlah kasus pada periode yang sama tahun lalu.
Lo memperkirakan puncak kasus COVID-19 tahun ini kemungkinan terjadi pada Juni, mengingat tren peningkatan kasus dimulai sedikit lebih awal dibanding tahun lalu.
Puncak kasus tahun lalu terjadi pada awal Juli, dengan jumlah kunjungan klinik dalam satu pekan mencapai 134.000, ujarnya.
Selesai/JC